Kini Banting Setir Jadi Wakil Bupati, Hengky Kurniawan Ngaku Dulu Jarus Jadi Pemulung Hingga Penjual Oli Keliling Demi Sesuap Nasi
WIKEN.ID -Aktor Hengky Kurniawan kini telah menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung Barat.
Pria asal Blitar, Jawa Timur ini sekarang terlihat fokus menjalani kesibukannya sebagai pejabat daerah.
Suami Sonya Fatmala ini telah dilantik sejak 20 September 2018 lalu.
Baca Juga:Akhirnya Terkuak Juga Sosok Pria yang Akan Nikahi Luna Maya, Marcel Wenn: Seorang Pengusaha
Dilihat dari akun Instagramnya, Hengky bahkan mengganti namanya sebagai Pelayan Masyarakat.
Dirinyajuga kerap memberikan respons atas keluhan yang disampaikan oleh warganya.
Hengky sadar sebagai pelayan masyarakat ia harus memberikan hal terbaik yang ia bisa.
Dirinya beberapa kali mempromosikan sejumlah program baru di Instagramnya.
Lantas, berapa gaji yang diterima Hengky hingga ia memutuskan untuk 'banting setir' sebagai pejabat daerah?
Kepada awak media, Hengky sempat membeberkannya.
"Sekarang kita melayani masyarakat banyak masalah yang harus kita selesaikan, terus dari sisi gaji juga jauh berbeda," ungkap Hengky saat diwawancarai di kawasan Jalan Tendean, Jakarta Selatan.
"Bahkan mungkin gaji setahun saya (jadi Wakil Bupati), (sama seperti) sebulan FTV." tambahnya.
Lebih lanjut, Hengky mengaku bahwa honor tiap bulan yang ia terima saat menjabat sebagai Wakil Bupati bisa ia dapatkan sehari jika menjadi artis, itu berarti gaji menjadi artis bisa dibilang lebih tinggi.
Meski begitu, Ayah tiga anak ini tak memikirkan soal gajinya, ia ingin fokus melayani masyarakat.
"Kalau gaji pak Bupati itu Rp 5 juta, terus operasional itu Rp 20 juta, jadi setiap bulan itu dapat Rp 25 juta," jelas Hengky.
"Kalau dulu di sinetron, FTV lah dulu, sebelumnya saya jadi kan saya masih aktif di FTV ya, syuting cuma dua hari itu per episode itu sama seperti pendapatan satu bulan sekarang"
"Jadi jauh berbeda lah, tapi kita kan jangan berharap." ujarnya.
Hengky lantas memberikan beberapa pesan untuk rekan-rekan sesama artis yang ingin terjun ke dunia politik.
Menurut Hengky, mereka harus mendahulukan kepentingan masyarakat agar tak menyalahi amanah yang telah diberikan.
"Tapi ya alhamdulilah. Kita tidak melihat dari sisi itunya, jadi memang kita berkarya ini bagian dari sejarah," ujar Hengky.
"Bagi teman-teman yang mau terjun ke politik jangan berharap mau mencari kekayaan, itu salah."
"Itu akan menjadi kekecewaan. Itu yang saya sampaikan ke masyarakat." pungkasnya.
Namun, siapa sangka, hidup Aktor tampan ini dulunya sangat berjuang luar biasa.
Seperti yang WIKEN.ID kutip dari Kompas.com,Beberapa tahun kemudian, sang ayah, Leo Medhi Purwanto, banting setir.
Ia memilih menjadi pemasok makanan ringan (snack), dengan mengambil barang dari pasar kemudian dimasukkan ke warung-warung.
“Saat itu sudah kelas 1 SD. Kalau di rumah ada stok barang, saya suka bawa chiki dan permen ke sekolah.
Lalu saya jualan di sana dan margin keuntungannya buat saya,” tuturnya.Selain makanan ringan dan permen, Hengky juga berjualan es sirup.
Es itu ia buat bersama kakak-kakaknya dan dijual di sekolah hingga kelas 6 SD.
Memasuki SMP, pria kelahiran Blitar, 21 Oktober 1982 ini mengganti barang dagangan.
Saat itu ia lebih suka membuat stiker kemudian dijual ke teman-teman kelasnya.
Saat SMP ini pula Hengky remaja mulai menjadi pemulung.
Namun bukan pemulung keliling, tapi memungut sampah di gedung serbaguna depan rumahnya.
“Rumah saya dekat Gedung Pemuda, gedung serbaguna yang besar. Dalam seminggu suka ada tiga kali acara. Apalagi pas weekend banyak orang berada menikah di sana,” ucapnya.
Biasanya, sampah-sampah nikahan seperti kardus, gelas air mineral, dan lainnya dibiarkan begitu saja.
Itulah yang dikumpulkan Hengky dan teman-teman di kampungnya untuk dijual.
Memasuki SMA, pekerjaan Hengky bertambah seiring bisnis barunya sang ayah menjadi agen oli motor.
Setiap hari, ia mengendarai pikap untuk memasukkan oli ke warung-warung.
Dus oli itu tidak diturunkan di warung, tapi dikumpulkan Hengky dan dijual.
Hasilnya sekitar Rp 150.000 per bulan, uang yang cukup besar di tahun 1998.
Hasil dari penjualan dus-dus itu, ia jadikan modal untuk menyuplai alat tulis kantor (ATK) ke koperasi sekolahnya.
“Sejak kecil ayah mengajarkan disiplin, bagaimana bertahan hidup,” ungkap suami Sonya Fatmala ini menjelaskan.(*)