Masih Banyak yang Keliru, Ternyata Durasi Isolasi Mandiri Akibat Covid-19 Nggak Cukup Cuman 10 hari Lho, Simak Penjelasannya!
WIKEN.ID -Belakangan ini covid-19 di Indonesia terus mengganas.
Setiap hari, kasus penambahan pasien terpapar virus corona pun semakin meningkat.
Hal ini membuat banyak rumah sakit rujukan covid-19 penuh.
Alhasil tak sedikit masyarakat yang terpaksa harus isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Namun jika bicara soal Isolasi Mandiri, berapa lama sih durasi isolasi mandiri yang tepat?
Apakah 10 hari saja cukup?
Supaya nggak salah langkah, yuk intip penjelasan tentang durasi isolasi mandiri yang tepat.
Melansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM menyebutkan, jika individu yang terkonfirmasi positif bebas gejala dan kondisinya baik sembilan hari setelah munculnya gejala pertama, maka isoman dilakukan 10 hari ditambah tiga hari.
Hal ini didasarkan pada pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pedoman dari WHO ini memang berbeda dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Ya, CDC menganjurkan durasi isoman yang sedikit lebih singkat, yakni 10 hari ditambah satu hari sejak gejala pertama muncul.
"Jika pasien baik, sehat, aman sentosa, bebas gejala, bebas komplikasi, kondisinya baik, minimal isolasi 13 hari. Karena, dihitung 10 hari ditambah tiga hari bebas gejala," ujar dr. Ronald, Senin (12/7/2021).
Selain soal durasi isoman, hal lain yang juga menjadi perdebatan adalah terkait tes PCR.
Rupanya, seseorang yang melakukan isoman dan sudah bebas dari gejala setelah 13 hari, maka sudah bisa bebas isolasi tanpa harus mengulang tes PCR.
Namun, jika memiliki gejala yang cukup berat, individu tersebut bisa melakukan tes PCR.
Akan tetapi, interpretasi hasil tes PCR tidak bisa dilakukan sendiri melainkan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan atau konsultan infeksi.
"Yang menentukan bukan Anda, tapi konsultan infeksi, bagaimana interpretasinya," ucap Ronald. (*)