Susah Ngasih 'Jatah' Pasangan Terbukti Bisa Memperburuk Kesehatan Seksual, Ini 5 Hal yang Akan Terjadi!
WIKEN.ID - Bicara soal kepuasan seksual, banyak orang terpaku dengan durasi.
Seks maraton yang panjang menjadi ukuran bahwa sesi hubungan seksual tersebut artinya memuaskan.
Padahal, sebetulnya tidak ada angka ideal tentang berapa lama seharusnya hubungan seks berlangsung.
Mulai sekarang jangan lagi susah memberikan jatah hubungan intim kepada pasangan.
Seperti kita tahu kalau hubungan seks pasangan suami istri menjadi kunci harmonis sebuah pernikahan.
Dan apabila hal ini tidak dipenuhi dengan baik, efeknya bisa buruk untuk rumah tangga dan kesehatan.
Seks atau hubungan intim ini mempunyai banyak keunggulan, seperti: membuat pikiran jadi positif, meningkatkan daya kerja otak, dan berbagai manfaat sosial dan emosi untuk orang.
Memahami berbagai manfaat berhubungan intim akan memperkuat ikatan di antara pasangan suami istri.
Namun, apa yang terjadi apabila pasangan suami istri berhenti atau jarang melakukan hubungan seksual?
Dilansir olehMirror.co.uk, bahwa rata-rata orang melakukan 5.778 kali hubungan intim sebelum mereka meninggal.
Kurang atau lebihnya dari angka itu adalah urusan setiap pasangan, tapi kadang ada masa "kering" dalam sebuah hubungan suami istri.
Ternyata, berhenti berhubungan intim punya pengaruh buruk pada pasangan suami istri, terutama pihak perempuan.
Berikut adalah hal yang terjadi pada tubuh kalau seseroang berhenti atau kurang berhubungan intim:
1. Libido hilang
Bicara soal libido hanya ada dua pilihan, yakni "naik" atau "turun".
Libido sendiri adalah gairah seks yang dimiliki seseorang, apabila Moms dan Dads tidak melakukan hubungan intim sesering sebelumnya, hal ini juga akan mempengaruhi libido.
Libido bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor fisik dan psikis, seperi kondisi medis atau kondisi emosional.
Apabila libido turun dan hal tersebut terus terjadi, akibat yang paling buruk adalah mengalami depresi.
2. Organ intim melemah
Sari seorang pakar seksual menjelaskan, "Tanpa hubungan seksual yang rutin, organ intim seseorang akan kehilangan kemampuannya.
Dengan kata lain itu bisa menyebabkan sakit pada organ intim saat melakukan hubungan seks."
Bahkan, Asosiasi Menopause Amerika Utara menyarankan untuk tetap menstimulasi organ intim meskipun tidak berhubungan seks agar fungsi organ intim tersebut tidak menurun.
3. Susah untuk "basah"
Salah satu akibat dari kurangnya seks juga berpengaruh besar dalam kehidupan seksual perempuan.
Hal ini akan berdampak pada organ intim yang sulit basah saat melakukan hubungan seks.
Ahli menyebutkan, perempuan yang kurang berhubungan seks akan kehilangan banyak hormon estrogen dalam dirinya.
4. Mentruasi bisa makin "parah"
Kurangnya hubungan intim lagi-lagi berdampak buruk pada perempuan.
Hal ini akan menyebabkan nyeri menstruasi semakin parah yang tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari."
Uterus adalah otot di mana perempuan akan mengalami kontraksi saat mendapatkan orgasme, yang mana akan menyebabkan darah mengalir lebih sempurna serta mengurangi nyeri haid," kata dokter Streicher.
Hubungan seksual juga bisa meningkatkan hormon endorpin yang bisa meredakan nyeri saat menstruasi.
5. Susah ereksi bagi pria
Sama kasusnya dengan perempuan, laki-laki yang jarang atau kurang melakukan hubungan seks akan mengalami masalah ereksi.
Hal ini ditemukan pada laki-laki yang sudah berumur meskipun tidak menutup kemungkinan laki-laki muda juga bisa mengalami hal ini.
6. Stres
Stres bisa muncul karena kurangnya hubungan intim.
Memiliki hubungan seks yang rutin dipercaya bisa menjadi terapi stres yang baik.
Orang yang kurang melakukan hubungan intim akan lebih rentan untuk mengalami stres.
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Duh! Jangan Lagi Susah Ngasih Jatah Pasangan untuk Berhubungan Intim karena Bisa Berefek Buruk Bagi Kesehatan