Digugat Cerai hingga Dituduh Istri Durhaka, Rey Utami Akhirnya Angkat Bicara, Bongkar Tabiat Suami Selama di Penjara
WIKEN.ID -Rumah tangga Rey Utami dan Pablo Benua tampaknya kini sedang berada di ujung tanduk.
Bagaimana tidak? Usai bebas dari penjara lantaran kasus pencemaran nama baik, sang suami, Pablo Benua mendadak meminta untuk digugat cerai.
Tak hanya itu, Pablo juga menyebut bila tak segera digugat dirinya akan menggugat Rey Utami segera.
Tahu pernikahannya sedang di ujung tanduk hingga jadi buah bibir publik, Rey Utami akhirnya buka suara soal penyebab awal polemik rumah tangganya.
Bahkan Rey Utami juga dicap sebagai istri durhaka.
Belum lama ini, Rey Utami memberi klarifikasi saat dituding sang suami sebagai istri durhaka.
Hal itu diketahui dari kanal YouTube TRANS TV Official, saat Rey Utami diundah menjadi bintang tamu di acara Kopi Viral.
Mulanya Ramzi meminta Rey untuk meluruskan terkait dirinya mengetahui soal Pablo menganggap istrinya tak patuh.
"Beberapa waktu lalu gue sempat lihat beliau diwawancara terus megatakan 'sudahlah jangan bicara ke mana-mana, pokoknya sudah pada intinya dia istri yang tidak patuh'.
Bisa diklarifikasi Rey?" tanya Ramzi.
Rey pun langsung menjawab kalau Pablo menudingnya sebagai istri durhaka saat masih keduanya masih di dalam bui.
Presenter asal Jakarta ini menjelaskan jika saat itu ia dan sang suami tak bisa menahan amarah masing-masing.
Baca Juga: Pernah Kepergok Jalan Bareng, Dimas Beck Tersipu Malu Akui Hubungannya dengan Luna Maya: Temen Dekat
Hingga Pablo pun merasa tak dihargai sebagai sosok suaminya.
"Istri durhaka yang menurut dia itu, karena pada saat di Polda kita berantem di depan semua teman-teman tahanan, di depan petugas juga, jadi ramai gitu," ujar Rey Utami.
"Tidak bisa mengontrol itu?" tanya Ramzi.
"Iya, jadi dia merasa harga dirinya terinilah, jadi dia kayak mau gitu kan," jawab Rey Utami.
Lebih lanjut, Vicky Prasetyo yang pernah merasakan di dalam penjara pun memberi nasihat pada Rey Utami.
"Sebenarnya gini sih, ini kan gue yang pernah ngerasain, jadi kalau orang di dalam itu jangan pernah diukur sama dengan orang yang di luar.
Karena kita dalam posisi kita dikurung, kita enggak bisa ketemu siapa-siapa, enggak bisa komunikasi, semua terbatas, laparpun kita nunggu jam.
Nah saat di situ mungkin tensi kita akan lebih tinggi, emosional, nah saat ke luar adalah saat yang tepat sebenarnya, mungkin dia harus penenangan diri.
Tinggal bagaimana interaksi berdua, harus ada fasilitas yang bisa mediasiin sebenarnya," tandas Vicky Prasetyo.(*)