Sempat viral karena metode pengobatannya, anak buah Ningsih Tinampi ungkap kondisi terkini sang bos. Ternyata lagi berada di negara ini
WIKEN.ID-Nama Ningsih Tinampi sempat menjadi viral lantaran metode pengobatan alternatifnya.
Tempat pengobatan Ningsih Tinampi berada di Dusun Lebaksari, Pasuruan, Jawa Timur.
Namun kini Ningsih Tinampi seolah menghilang.
Dilansir dari kanal Youtubenya, Ningsih Tinampi ternyata membawa kabar yang mengejutkan.
Dalam judul vlog tersebut, diketahui bahwa anak buah Ningsih Tinampi ditinggal pergi ke Turki.
“Ditinggal Bu Ning ke Turki kita cari makan sendiri,” tulis judul vlognya.
Meski begitu, dalam video tersebut anak buah Ningsih Tinampi tersebut beralih profesi sementara menjadi tukang kebun.
Mereka bercocok tanam dan mengabarkan mereka sudah panen.
Hasil panen yang mereka kumpulkan pun mencapai 1 ton.
Mereka mengaku hasil panennya itu akan disetor ke pasar.
“Besok disetor ke pasar, soalnya banyak pesenan ini,” ujarnya.
Terlihat dalam video itu, anak buah Ningsih Tinampi itu panen berbagai sayur-sayuran.
Mulai dari kacang buncis, bayam, sawi hingga mentimun.
Tak hanya itu, di sekitar perkebunan tersebut juga terdapat kolam ikan.
Meski cuaca hujan, anak buah Ningsih Tinampi tersebut tak menghiraukannya.
Mereka tetap mengumpulkan hasil panennya agar besoknya bisa mereka jual ke pasar.
Sembari menunjukkan hasil panennya, salah satu anak buah Ningsih mengaku mereka belajar usaha mandiri dengan berkebun.
Meski terbilang baru, mereka mengaku sudah memiliki dua orang pelanggan.
Bukan tanpa alasan, hasil panen yang mereka kumpulkan menjadi penghasilan tambahan bagi anak buah dukun tersebut.
Namun, anak buahnya itu akan menyimpan uang hasil panennya itu menunggu Ningsih Tinampi.
“Ini kita dapat bonnya, nanti uangnya saya nggak mau nerima, nanti soalnya nunggu Bu Ning datang,” ujarnya.
Diketahui, Ningsih Tinampi telah meninggalkan anak buahnya pergi ke Turki.
Mengaku tak ingin menerima uang sebelum Ningsih Tinampi pulang dari Turki, setelah menjual hasil panen mereka lebih memilih makan seadanya di pinggir jalan.(*)