Lebih Teliti dalam Membeli Minyak Goreng Agar Terhindar dari Penyakit Berbahaya Ini

Rabu, 28 Oktober 2020 | 12:20
Pixabay/stevepb

Ilustrasi minyak goreng.

Lebih Teliti dalam Membeli Minyak Goreng Agar Terhindar dari Penyakit Berbahaya Ini

WIKEN.ID -Minyak goreng adalah salah satu bahan dapur wajib yang dimiliki hampir oleh semua rumah tangga.

Minyak goreng dikenal memiliki kandungan lemak tinggi, termasuk lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda.

Minyak kelapa, yang biasa digunakan sebagai bahan memasak, mengandung sekitar 90 persen lemak jenuh.

Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh, yakni lebih dari 20 gram untuk wanita dan 30 gram untuk pria per hari, membuat tubuh memproduksi kolesterol dalam tubuh.

Baca Juga: Mengenali Ciri Alat Masak Anti Lengket yang Baik, Tidak Harus yang Harganya Mahal

Kondisi itu memicu meningkatnya risiko penyakit jantung.

Dikutip dari IntisariOnline, tak bisa dipungkiri kalau banyak rumah tangga yang menyajikan hidangan gorengan.

Hampir dipastikan lauk yang digoreng pasti ada di hampir setiap meja makan di rumah-rumah.

Katanya, kalau tak ada lauk yang digoreng rasanya bagaikan sayur tanpa garam, hambar.

Baca Juga: Tak Boleh Sembarangan, 3 Makanan Ini Tak Bagus Jadi Lauk Pendamping Nasi Putih, Bisa Bikin Gula Darah Naik

Nah, penggunaan minyak goreng untuk memasak itulah yang menimbulkan dampak sampingan berupa limbah minyak goreng.

Kita kerap menyebut limbah minyak goreng itu sebagai minyak jelantah.

Meski sudah berupa limbah, minyak jelantah ternyata masih memiliki harga enokomis cukup tinggi.

Hal ini karena adanya proses daur ulang jelantah menjadi minyak goreng yang kemudian dijual kepada para pengusaha makanan khususnya, dengan harga lebih murah dibanding minyak goreng segar atau baru.

Baca Juga: Jangan Pernah Dianggap Sepele! Kenali Tubuhmu Bila Terlalu Banyak Asupan Karbohidrat

Padahal penggunaan minyak goreng hasil daur ulang maupun minyak jelantah ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Dalam Jurnal Biomass and Bioenergy (2009), ahli dari Departemen Teknologi Kimia dan Lingkungan di Universidad Rey Juan Carlos, Spanyol, Luis Fernando Bautista dkk., menyatakan minyak jelantah yang dipakai untuk menggoreng berkali-kali dapat merusak kesehatan tubuh manusia.

Bahkan, minyak jelantah yang sering digunakan sebagai tambahan pakan ternak tetap berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.

Maka dari itu, sejak 2002, negara-negara Uni Eropa sudah melarang penggunaan minyak jelantah sebagai tambahan pakan ternak.

Baca Juga: Kelebihan Vitamin C Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan, Perhatikan Tandanya Pada Tubuhmu!

Lebih berbahaya lagi, penggunaan minyak jelantah ini bahkan bisa menyebabkan kanker.

Dalam European Journal of Lipid Science and Technology (2007), peneliti dari Brandeis University, Waltham, Amerika Serikat, Kenneth C. Hayes dkk., mengungkap pemakaian minyak jelantah yang berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen, sehingga mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia.

Apabila hal itu terus berlanjut, niscaya akan mengakibatkan kanker.

Dijelaskan juga, yang dimaksud dengan minyak jelantah adalah minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng bahan makanan dalam satu proses penggorengan bahan makanan, lalu disimpan beberapa waktu lalu untuk kemudian digunakan lagi untuk menggoreng.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Tubuhmu Kekurangan Mineral Seng, Salah Satunya Pertumbuhan Terhambat, dan Sifat Cepat Marah, Berikut Solusinya!

Tak hanya di sektor bisnis atau industri, hal semacam ini dikatakan cukup lazim pula dilakukan di dalam skala rumah tangga.

Minyak yag digunakan pun bermacam-macam, ada yang terbuat dari kelapa, kelapa sawit, atau jagung.

Pada hakikatnya sebagian besar minyak goreng memang terbuat dari tumbuhan atau bahan nabati, dan yang paling digunakan di Indonesia adalah minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit.

Minyak goreng yang sudah dipakai itulah yang disebut minyak jelantah.

Baca Juga: Sehari Makan 6 Siung Bawang Putih Maka Khasiat Luar Biasa Inilah yang Akan Dirasakan Tubuh

Berapa kali penggunaan minyak goreng sebaiknya?

Pemakaian minyak jelantah sampai tiga kali masih dapat ditoleransi dan dianggap baik, atau tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.

Tapi, jika sudah lebih dari tiga kali, apalagi kalau warnanya sudah berubah menjadi kehitaman, maka minyak goreng ini sudah menunjukkan indikasi tidak baik atau harus dihindarkan.

Secara kimia sendiri, minyak jelantah sangat berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng.

Baca Juga: Jadi Lebih Hemat, Minyak Goreng Bekas Ini Bisa Jernih Kembali Hanya dengan 3 Bahan yang Ada di Dapur Ini!

Peneliti dari Universidad de Costa Rica, Kosta Rika, Edmond K. Kabagambe, dalam The Journal of Nutrition (2005), mengungkap pada minyak sawit, terdapat sekitar 45,5 persen asam lemak jenuh yang didominasi oleh asam lemak palmitat dan sekitar 54,1 persen asam lemak tak jenuh yang didominasi oleh asam lemak oleat.

Sedangkan pada minyak jelantah, angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi daripada angka asam lemak tidak jenuhnya akibat reaksi hidrolisis dan oksidasi selama pemanasan saat digunakan untuk menggoreng.

Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematia, seperti penyakit jantung dan stroke.

Pada proses penggorengan pertama, minyak memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi.

Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun dengan semakin seringnya minyak goreng dipakai secara berulang, sedangkan kadar asam lemak jenuhnya meningkat.

Baca Juga: Agar Tak Lengket di Peggorengan, Ikuti 4 Tips Menggoreng Ikan Ini, Jangan Cepat Dibalik Salah Satunya

Minyak goreng yang digunakan lebih dari empat kali akan mengalami proses oksidasi.

Proses oksidasi tersebut akan membentuk gugus peroksida dan monomer siklik.

Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan gugus peroksida dalam dosis yang besar dapat merangsang terjadiya kanker kolon.

Selain itu, penggunaan minyak jelantah dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan diare.

Baca Juga: Dulu Makmur dan Kaya karena Tambang Minyak, Negara Ini Malah Bangkrut karena Terlalu Baik pada Rakyatnya, Mata Uangnya Seakan Tak Ada Harganya

Masih sayang mau buang minyak jelantah?

Sebagai media transfer panas, saat proses penggorengan berlansung, dengan pemanasan yang tinggi hingga mencapai suhu 200 derajal Celsius, minyak goreng akan tereadsorbsi pada makanan.

Minyak goreng ini akan masuk mengiri ruang-ruang kosong pada makanan sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40 persen minyak.

Dengan demikian, mau tidak mau minyak goreng ikut terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.

Hal ini tidak menjadi masalah selama minyak yang digunakan untuk menggoreng tidak rusak.(*)

Baca Juga: Sehari Makan 6 Siung Bawang Putih Maka Khasiat Luar Biasa Inilah yang Akan Dirasakan Tubuh

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judulHati-hati, Jangan Asal Beli Minyak Goreng, Bisa Jadi Berasal Dari Ini, Bahaya Buat Tubuh

Editor : Amel

Sumber : TribunJabar.id

Baca Lainnya