WIKEN.ID - Banyak pria tidak sadar dirinya mengalami disfungsi ereksi.
Saat suami berhasil melakukan penetrasi dan berhubungan seksual dengan istrinya, mereka merasa sehat dan tidak memiliki gangguan.
Menurut data The Global Study of Secual Attitudes and Behavior yang telah meneliti 29 negara termasuk Indonesia, menemukan jumlah penderita disfungsi ereksi terbanyak ada di Asia Tenggara (28,1 persen), diikuti Asia Timur (27,1 persen), dan Eropa Utara (13,3 persen).
Ternyata tak hanya pria, wanita juga bisa mengalami disfungsi.
Memiliki rumah tangga yang harmonis menjadi keinginan semua orang.
Namun, tidak jarang persoalan mendera kehidupan keluarga, salah satunya ketidakpuasan saat melakukan hubungan intim.
Biasanya, yang banyak dibahas adalah ketidakpuasa dari pihak pria.
Namun, dikutimenurut dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Grace Valentine SpOG, yang dikutip dari kompas.com ketidakpuasan seorang wanita saat melakukan hubungan intim juga bisa memengaruhi pasangannya.
Ketidakmampuan untuk menikmati hubungan seksual secara penuh ini termasuk disfungsi seksual. "Banyak yang mengaku hal ini (disfungsi seksual) tidak penting dibahas, tetapi sebenarnya disfungsi seksual akan memengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari," kata Grace dalam sebuah acara bertajuk Vaginismus dan Difungsi Seksual Perempuan, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui apa yang dapat menyebabkan disfungsi seksual terjadi:
Pertama, . Kondisi fisik
Gangguan pada organ genitalia, Bekas operasi daerah genitalia atau medis dapat menyebabkan masalah pada fungsi seksual seorang perempuan. Tidak hanya itu, penyebab lain juga bisa penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit saraf, ketidakseimbangan hormon, dan penyakit ginjal atau gagal ginjal. Menopause, alkoholisme atau penyalahgunaan obat-obatan, serta efek samping obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat antidepresan, juga dapat memengaruhi hasrat dan fungsi seksual. "Banyak faktor fisik ini yang berpengaruh terhadap fase rangsangan seseorang dalam berhubungan seksual, saat fase rangsangan ini tidak berhasil, maka bisa jadi tidak sampai titik kepuasannya," ujarnya.
Kedua, Faktor psikologis
Disfungsi seksual juga didorong oleh berbagai faktor psikologis, seperti stres dan kecemasan terkait pekerjaan, kekhawatiran tentang kinerja seksual, masalah perkawinan atau hubungan, depresi, perasaan bersalah, masalah pada citra tubuh atau efek atau trauma seksual masa lalu.