Larang Keras Warganya Jatuh Miskin dan Menggelandang di Jalan, Negara Ini Wajibkan Rakyat yang Bangkrut Bertemu Raja untuk Sebidang Tanah

Minggu, 06 September 2020 | 11:20

Larang keras warganya jatuh miskin dan menggelandang di jalan, negara ini wajibkan rakyat yang bangkrut bertemu raja untuk sebidang tanah

WIKEN.ID-Setiap negara pasti menginginkan rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.

Namun ada satu negara yang melarang penduduknya jatuh miskin dan menjadi tunawisma.

Bahkan ada peraturan yang mengharuskan warganya yang bangkrut langsung menemui raja agar diberikan kemakmuran.

Negara tersebut adalah Bhutan.

Negara Bhutan terletak di Asia Selatan dan diapit oleh dua negara besar yaitu Tiongkok dan India.

Bhutan termasuk negara kecil dan penduduknya tak lebih dari satu juta.

Baca Juga: Padahal Pernikahan Semakin Dekat di Depan Mata, Ashanty Malah Enggan Dampingi Putri Sulungnya di Pelaminan, Kenapa Ya?

Namun negara ini dikenal sebagai negara yang makmur.

Mengapa bisa seperti itu?

Melansir dari artikel Bright Side, Jumat (8/5/2020) hal ini dikarenakan pemerintah Bhutan menerapkan larangan bagi penduduknya untuk jatuh miskin.

Peraturan ini memang tidak secara tertulis menyebutkan bahwa tak ada penduduknya yang boleh jatuh miskin.

Baca Juga: Empat Tahun Lalu Terciduk di Hotel Bersama Gatot Brajamusti karena Narkoba, Ternyata Ini Alasan Reza Artamevia Lepas dari Hukuman dan Jalani Rehabilitasi

Akan tetapi, pemerintah akan melakukan sesuatu untuk menghindari adanya peningkatan jumlah tunawisma di jalanan.

Semenjak peraturan ini dijalankan, penduduk Bhutan dikenal dengan kesejahteraan yang baik.

Terdapat lima prinsip hidup yang diterapkan oleh pemerintahan Bhutan untuk menjaga kesejahteraan rakyatnya.

Mau tahu seperti apa peraturan tersebut?

Baca Juga: Meninggal Dunia Mendadak Usai Berolahraga, Putri Adjie Massaid Ungkap Permintaan Terakhir Ayahnya

  1. Tak Boleh Ada Tunawisma
Sudah menjadi rahasia umum bila jalanan di negara Bhutan ini tak pernah terlihat satu pun tunawisma.

Hal ini dikarenakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintahan kerajaan Bhutan.

Dalam peraturanm tersebut disebutkan bahwa setiap warga yang kehilangan rumah dan harta bendanya harus menghadap kepada Raja.

Setelah mendengarkan keluh kesah rakyatnya, Raja akan memberikan mereka sebidang tanah subur untuk diolah sebaik mungkin.

Tentu saja permintaan ini juga diikuti dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh aparat setempat untuk membuktikan warga tersebut bohong atau tidak.

Baca Juga: Padahal Suaminya Juga Anak Band, Adik Ipar Nagita Slavina Malah Berubah Jadi Norak Usai Disapa Ariel Noah

  1. Pernah Melarang Adanya Televisi dan Internet
Pernah menganggap televisi dan internet adalah pengaruh yang buruk bagi rakyatnya, pemerintah Bhutan sempat melarang kedua hal tersebut.

Namun pelarangan ini hanya berlanjut hingga tahun 1999.

Karena tak mungkin membatasi diri dengan teknologi, terlebih lagi ketika Bhutan adalah negara dengan potensi wisata tinggi, akhirnya pemerintah kembali mencabut larangan ini.

Akibat hal ini, Bhutan tercatat sebagai negara terakhir di dunia yang rakyatnya menggunakan televisi secara serempak.

Baca Juga: Haramkan Sebutir Garam Dibeli Pakai Uang Istri, Ruben Onsu Gregetan Sarwendah Tak Suka Belanja Barang Mahal: Kartu Kreditnya Unlimited

  1. Semua Layanan Kesehatan Gratis
Tak hanya memberikan rakyatnya tanah secara cuma-cuma, pemerintah Bhutan juga menggratiskan layanan kesehatan.

Layanan kesehatan gratis ini pun mencakup banyak hal termasuk pemeriksaan rutin, perawatan medis secara profesional maupun pengobatan tradisional.

Masyarakat pun diberi kebebasan untuk memutuskan jenis pengobatan yang cocok untuk mereka.

Baca Juga: Bak Pinang Dibelah Dua, Potret Jadul Titiek Puspa Buat Warganet Salah Fokus karena Mirip dengan Penyanyi Muda Ini, Siapa?

  1. Menjunjung Tinggi Pakaian Tradisional
Jika di negara lain pakaian tradisional dikenakan hanya pada hari-hari penting, rupanya berbeda di Bhutan.

Menjunjung tinggi adat budaya negara sendiri, rakyat Bhutan kerap kali terlihat menggunakan baju tradisional mereka dalam kegiatan sehari-hari.

Tak hanya soal budaya, pakaian juga rupanya menunjukkan status sosial mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Status dan tingkat sosial seseorang dapat dilihat dari warna syal yang menutupi bahu kiri mereka.

Orang-orang biasa akan mengenakan syal putih. Sedangkan orang-orang yang mulia dan para biksu mengenakan warna kuning.

Baca Juga: Lima Tahun Jadi Menantu Presiden Jokowi, Potret Selvi Ananda Bersama Keluarganya Kembali Menyita Perhatian, Sederhana Banget!

  1. Tingkat Kepedulian Terhadap Alam Tinggi
Selain dikenal sebagai negara dengan penuh potensi wisata, rupanya Bhutan juga dikenal sebagai negara dengan tingkat kepedulian terhadap alam yang cukup tinggi.

Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Bhutan beragama Buddha dan percaya akan adanya karma.

Saking pedulinya dengan alam, Bhutan mencetak rekor dunia ketika masyarakatnya menanam 50.000 pohon hanya dalam satu jam pada tahun 2015 lalu.(*)

Editor : Agnes

Baca Lainnya