WIKEN.ID -Kehidupan rumah tangga Reino Barack dan Syahrini kerap menjadi sorotan.
Keduanya memutuskan menikah setelah Reino Barack putus dengan Luna Maya.
Belakangan ini kehidupan Syahrini dan Reino Barack sedang diterpa gosip miring.
Bahkan, Syahrini pun sempat diterpa isu video syur yang mirip dengannya.
Sebelumnya, pria bule bernama Laurens yang mengaku ayah angkatnya menjelekkan Syahrini lewat sosial medianya.
Namun, bukti-bukti kebohongan Laurens pun mulai terkuak.
Diketahui sebelumnya, Syahrini dan Reino Barack menikah pada 27 Februari 2019 lalu di Masjid Camii, Tokyo.
Pernikahan ini sempat diwarnai anggapan teman makan teman.
Pasalnya, Reino Barack merupakan mantan pacar dari Luna Maya yang merupakan sahabat dari Syahrini.
Setahun lebih usia pernikahan mereka tetapi keduanya hingga kini belum dikaruniai seorang anak.
Banyak pihak pun mempertanyakan kapan mereka berdua memiliki momongan.
Sebagai suami, Reino Barack mengungkap alasan hingga saat ini istrinya belum berbadan dua alias hamil.
Dikutip dari Kompas.com, Reino Barack mengaku sejak awal pernikahan mereka berdua telah mengikat janji untuk menikmati masa-masa pernikahan tanpa adanya seorang anak terlebih dahulu.
Sebab, kata Reino, ia kerap kali mendengar jika sebuah keluarga sudah memiliki anak, semua akan berubah total.
"Karena saya inget sekali dengar apabila sudah punya anak itu sudah beda, it's different," kata Reino dalam siaran langsung di Instagram @medcomid, pada Jumat (19/6/2020).
Lebih dari itu, Reino barack mengatakan, usia pacarannya dengan Syahrini terbilang pendek sebelum memutuskan untuk menikah.
"Jadi menurut saya kami shake hand, sama-sama, 'ok ya mungkin kita let's enjoy our moment together, baru nanti kita akan membangun family'," kata Reino menirukan perkataan kepada Syahrini.
Diketahui, Syahrini dan Reino Barack menikah pada 27 Februari 2019.
Bukan di Indonesia, pernikahannya itu digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang.
Para tamu undangan yang hadir pada pernikahan mereka di antaranya, pengusaha Rachmat Gobel, Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif, dan Quraish Shihab. (*)