WIKEN.ID - Aksi pemerkosaan sering kali menimpa kaum hawa.
Meksipun begitu, tak memungkiri bahwa kejahatan seksual juga dapat menimpa kaum adam.
Ketika ada kasus kejahatan seksual, sebisa mungkin kita memberikan dukungan kepada korban.
Terlebih lagi dukungan dari orang tua.
Karena orang tuaakan melakukan segala cara agar anaknya hidup dengan aman.
Orang tua akan selalu melindungi anaknya, bahkan mereka rela membalas jika ada orang yang menyakiti anaknya, seperti yang dilakukan oleh ibu ini.
Orang tua mana yang tega melihat anaknya diperlakukan secara kejam oleh orang lain?
Mereka pasti akan melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya merasa aman.
Jika ada orang yang berbuat jahat pada anaknya, mereka pasti akan berusaha untuk membalaskannya, seperti yang dilakukan salah satu ibu ini.
Nokubonga Qampi mendapat julukan "Lion Mama" setelah dia membunuh salah satu dari tiga pria yang memerkosa putrinya dan mencederai dua lainnya.
Dia didakwa dengan tuduhan pembunuhan.
Namun setelah warga Afrika Selatan menuntut agar dia dibebaskan, Nokubonga bebas dari jerat hukum dan kini berfokus pada pemulihan putrinya.
Baca Juga: Jumawa dapat Sembuhkan Pasien Virus Corona, Dukun Aslam di India Jadi Cluster Baru Covid-19
Kisahnya berawal di suatu malam sunyi yang kemudian dipecahkan deringan telepon.
Deringan tersebut membangunkan Nokubonga dari tidurnya.
Dari ujung telepon, sekitar 500 meter dari kediaman Nokubonga, seorang perempuan mengatakan putri perempuan itu, Siphokazi, diperkosa tiga pria yang mereka kenal dengan baik.
Nokubonga langsung menghubungi polisi, namun tidak ada tanggapan.
Lagipula, dia paham jika polisi merespon, perlu waktu bagi mereka untuk mencapai desanya di pegunungan Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan.
Nokubonga tidak punya pilihan lagi selain mengandalkan dirinya sendiri.
"Saya takut, namun saya terpaksa pergi karena itu putri saya," ujarnya.
"Saya berpikir bahwa ketika saya sampai di sana, dia mungkin sudah meninggal.
Karena dia mengenal para pelakunya dan mereka mengenalnya, mereka mungkin berpikir untuk membunuhnya supaya dia tidak melapor," kata Nokubonga.
Sebelum pemerkosaan terjadi, Siphokazi pergi mengunjungi teman-temannya di empat rumah kecil di desa yang sama.
Namun, dia ditinggalkan sendirian dalam keadaan tertidur tatkala teman-temannya keluar pada pukul 01.30 dini hari.
Tiga pria yang sedang minum-minum di salah satu rumah kemudian menyerangnya.
Ada dua ruangan di gubuk Nokubonga. Ruangan pertama adalah kamar tidurnya dan ruangan lainnya adalah dapur. Dari tempat itu perempuan tersebut mengambil sebilah pisau.
"Saya mengambilnya karena perjalanan dari sini ke tempat lokasi kejadian tidak aman. Saat itu gelap dan saya harus menggunakan senter pada ponsel saya untuk menerangi jalan," kata dia.
Nokubonga bisa mendengar jeritan putrinya ketika dia mendekati rumah tersebut.
Saat memasuki kamar tidur, pancaran sinar dari ponselnya membuat dia dapat menyaksikan pemandangan mengerikan, putrinya tengah diperkosa.
"Saya takut...Saya duduk di lantai dan bertanya apa yang mereka lakukan. Tatkala mereka melihat saya, mereka datang menyerang saya.
Di situlah saya berpikir saya perlu membela diri, reaksi otomatis," tutur Nokubonga.
Nokubonga menolak merinci apa yang terjadi selanjutnya.(*)