Dulu Makmur dan Kaya karena Tambang Minyak, Negara Ini Malah Bangkrut karena Terlalu Baik pada Rakyatnya, Mata Uangnya Seakan Tak Ada Harganya

Selasa, 26 Mei 2020 | 17:00
freepik.com

Venezuela

WIKEN.ID-Banyak negara di dunia yang harus berjuang melawan kebangkrutan.

Tidak hanya negara-negara miskin, tetapi juga negara yang dulunya makmur dan kaya raya.

Seperti negara berikut ini yang memiliki tambang minyak melimpah namun mengalami krisis ekonomi karena inflasi.

Krisis yang dialami oleh Venezuela sudah mulai dirasakan sejak kematian mantan presiden Hugo Chavez pada 2013 lalu.

Namun semakin parah karena tingkat inflasi yang sangat tinggi hingga rakyatnya kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Baca Juga: Kini Bahagia dengan Stefan William, Artis Cantik Ini Ternyata Pernah Dituding Lakukan Pernikahan Sesama Jenis di Las Vegas, Sang Ibu Buat Pernyataan Mengejutkan

Uang kertas bolivar (mata uang Venezuela) nyaris tak ada nilainya dan merupakan salah satu mata uang dengan nilai tukar paling rendah di dunia.

Padahal dulu negara ini terkenal sangat kaya raya.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia.

Tapi kekayaan itu yang kemudian menjadi awal dari kehancuran Venezuela.

Seperti negara penghasil minyak lainnya, 95% pemasukan Venezuela berasal dari ekspor minyak.

Baca Juga: Usia Pernikahan Baru Seumur Jagung, Di Usia 22 Tahun Artis Cantik Ini Mantap Bercerai dan Jadi Janda Usai Alami KDRT Hingga Pergoki Suami Selingkuh

Ini artinya uang masuk ke negara ini sangat bergantung pada harga minyak dunia.

Saat harga minyak dunia sedang tingi, pemasukan negara sangat besar dan begitu pula sebaliknya.

Venezuela juga mengalami kesenjangan sosial yang sangat besar dengan semua orang kaya sebagai pemilik bisnis di negara itu.

Mengakibatkan warga miskin makin miskin.

Baca Juga: Ayahnya Konglomerat Ternama, Maia Estianty Bocorkan Isi THR Irwan Mussry pada Al El Dul yang Bikin Salah Fokus, Tebel Banget!

Sejak Hugo Chavez berkuasa di tahun 1999, Chavez langsung menerapkan kebijakan untuk menyetarakan ekonomi rakyat.

Sebagian besar keuntungan negara dari penjualan minyak dialokasikan untuk program sosial gratis bagi rakyat, termasuk subsidi dan usaha-usaha mengentaskan kemiskinan.

Chavez juga berani memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan bergabung dengan China dan Rusia.

Kedua negara inilah yang akhirnya meminjamkan dana miliaran dollar pada Venezuela.

Baca Juga: Tak Percaya Bank dan Asuransi, Raffi Ahmad dan Denny Cagur Bocorkan Tempat Olga Syahputra Menyimpan Uang

Chavez juga mendeklarasikan lahan pertanian sebagai milik negara tapi malah mengabaikannya karena merasa kondisi ekonomi Venezuela yang baik-baik saja.

Akibatnya, Venezuela murni hanya bergantung pada penjualan minyak ke luar negeri.

Dana terus dikucurkan untuk rakyat tanpa disadari Chavez bahwa ini adalah bunuh diri perlahan.

Baca Juga: Beda Usia 16 Tahun, Natasha Rizky Ungkap Alasan Mantap Nikah Muda dengan Desta Meski Tak Disetujui Keluarganya

Hingga kematiannya pada 2013, Chavez dijuluki sebagai pahlawan bagi orang miskin Venezuela.

Selepas Chavez mengkat, Maduro menggantikannya dan meneruskan program subsidi ala Chavez.

Tahun 2016, harga minyak dunia turun drastis dan penghasilan Venezuela terpangkas habis.

Baca Juga: 6 Tahun Pilih Tinggalkan Pemain Timnas, Demi Sambung Hidup Artis Cantik Ini Rela Bergelut di Dunia Malam Hingga Dianggap Sebelah Mata!

Kas pemerintah kosong bahkan defisit karena program untuk rakyat tetap dijalankan.

Maduro mengambil keputusan salah.

Bukannya mencari solusi dengan menambah lini produk ekspor, dia malah mencetak uang sebanyak mungkin.

Nilai tukar bolivar melorot tajam.

Inflasi tak terkendali dan tingkat harga barang naik hingga 1000%.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Salah Satu Pedangdut Terkaya, Ayu Ting Ting Kepergok Ngutang pada Pelawak Ini Hingga Ditagih dengan Cara Tak Biasa

Keadaan di Venezuela benar-benar kacau dan bahkan rumah sakit pemerintah tak mampu lagi menyediakan pasokan obat-obatan.

Laiknya efek domino, ini menyebabkan banyak warga kaya memilih meninggalkan Venezuela.

Kini negara ini terpuruk dan nyaris tak mampu bangkit lagi.

Selain sanksi Amerika Serikat terhadap industri minyak Venezuela, sikap 'terlalu baik' pemerintah juga jadi salah satu penyebabnya. (*)

Editor : Agnes

Baca Lainnya