Viral Penimbun Masker Rugi Hingga 11 Miliar, Ekonom Ungkap Penyebab Harga Masker Sudah Mulai Normal

Minggu, 03 Mei 2020 | 03:00
Freepik

Penimbun masker kalang kabut jual rugi

WIKEN.ID -Meningkatnya kekhawatiran di Indonesia terkait penularan penyakit covid-19 virus corona ternyata turut berkontribusi pada melonjaknya harga masker beberapa waktu lalu.

Sejumlah oknum pun diketahui mengambil keuntungan di situasi genting dengan menimbun masker dan menjualnya dengan harga tinggi.

Harga tersebut melebihi nilai satu gram emas yang saat ini berkisar antara Rp 800 ribu.

Baca Juga: Baru Seminggu Nikah Siri dengan Pengusaha Kaya Raya, Sirajuddin Mahmud Syok dan Tak Menyangka Lihat Kebiasaan Zaskia Gotik

Namun, baru-baru ini penimbun masker disebut merugi miliaran rupiah karena harga masker sudah mulai normal dan tak lagi langka.

Pembicaraan ini mulanya berawal dari pengakuan salah satu warganet melalui media sosial Twitter.

Pemilik akun Ferdina Hamzah awalnya membuat cuitan terkait masker bedah yang kini tak lagi langka dan sudah bisa di cari di sejumlah minimarket.

Tak hanya itu, akun yang sama juga menyampaikan jika harga masker sudah terbilang normal.

Untuk satu kemasan berisi lima lembar masker bedah, harganya hanya berkisar Rp 9 ribuan saja.

Baca Juga: Kehamilannya Tak Diakui Suami, Kiki Amalia Nangis Kejer Ceritakan Kejadian Dirinya Kegurguran di Kamar Mandi, Markus Horison Kemana?

Ia juga membandingkan harga masker sekarang dengan beberapa waktu lalu yang sempat meroket tajam.

"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," cuit @ferdiriva dalam akunnya.

Baca Juga: Usai Bebas dari Kanker, Kini Aktor Tampan yang Siap Maju Jadi Wakil Gubernur Sumatera Barat Ini Rela Turun ke Jalan Blusukan Bagikan Bantuan Sembako

Sekedar informasi, pada awal merebaknya virus corona di Indonesia, masker bedah perlahan langka.

Jikapun ada, harganya pun sangat mahal.

Dari harga normal Rp 20 - 30 ribu per kotak dengan isi 50 buah, harga masker bedah per kotaknya sempat melonjak hingga Rp 400 ribuan.

Adapun kenaikan harga masker sempat mengalami beberapa tahapan hingga melonjak tajam di pertengahan Maret 2020.

Pada awal Maret, dikethui harga masker menjadi Rp 125 ribu per kotak isi 50 buah.

Setelah minggu kedua dan ketiga Maret, harga masker di pasaran kian melonjak.

Baca Juga: Kini Hidupnya Bergelimang Harta Bersama Pengusaha Kaya, Roy Kiyoshi Beberkan 3 Sosok Penjaga Artis Cantik Ini: Gunakan Sorban!

Bahkan harganya bisa mencapai diatas Rp 350 ribu hingga 500 ribu per kotak isi 50 buah.

Membalas cuitan itu, seorang warganet pun turut menambahkan cerita adanya kerugian yang dialami penimbun masker.

Kabarnya, kini penimbun masker harus menelan pil pahit dengan merugi sampai miliaran rupiah.

Tak hanya penimbun masker saja yang merugi, penimbun termometer infrared juga mengalami hal yang sama.

"Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya.

Baca Juga: Nikah Tanpa Restu, Roy Kiyoshi Temukan Tanah Kuburan di Dalam Ruang Tamu Presenter Senior Ini: Kirimin Ini sebagai Teror!

Ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulis @oktalinee dalam cuitannya.

Kendati demikian, harga-harga tersebut kini sudah mulai berangsur normal.

Termasuk juga hand sanitizer, yang sempat ikut langka seperti masker.

Hingga Selasa (28/4/2020) cuitan @ferdiriva sudah mendapatkan 8.7 ribu retweet dan disukai 19.1 ribu kali oleh warganet di Twitter.

Terkait situasi ini, pakar ekonomi pun memberikan penjelasan mengapa harga masker di pasaran kini sudah tak lagi langka dan harganya berangsur normal.

Penjelasan Pakar Ekonomi

Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Lukman Hakim, Ph.D memberikan keterangannya ketika dikonfirmasi Tribunnews dilansir dari artikel "VIRAL Harga Masker Mulai Normal, Penimbun Disebut Rugi Miliaran, Ekonom: Salah Sendiri Menimbun".

Baca Juga: Nikahi Pengusaha Kaya Raya Kini Hidup Bergelimang Harta, Intip Potret Masa Kecil Artis Cantik Ini: Hidung sam Dagu Beda!

Lukman, sapaannya, mengaku wajar mengenai kerugian yang menimpa para oknum penimbun.

"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal."

"Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).

Lukman mengatakan, risiko kerugian yang dialami oknum penimbun merupakan salah penimbun itu sendiri.

Baca Juga: Namanya Masuk dalam Daftar Artis Penyedia Jasa Prostitusi Online, Luna Maya Akhirnya Buka Suara Soal Inisial LM yang Menyeret Dirinya

"Penimbun kasian sebenarnya, tapi salah sendiri menimbun kan?"

"Itu risiko penimbun, bisa terjadi sebaliknya, bila harga melambung tingi maka keuntungannya sangat tinggi," kata Lukman.

Ia juga menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga-harga masker akibat impor barang yang dilakukan pemerintah.

"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."

Baca Juga: Annisa Aziza Hamil Lagi Ditengah Pandemi Covid-19, Raditya Dika Dibuat Kaget: Aku Gak Nyangka Ya!

"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," pungkasnya.

Untuk diketahui, masker bedah dan hand sanitizer kini sudah mulai mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang normal.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIRAL Penimbun Masker Disebut Rugi 11 Miliar, Ekonom Ungkap Penyebab Harga Masker Mulai Normal

Editor : Amel