Jumlah Pasien Covid-19 Bertambah di Seluruh Dunia, Negara Ini Belum Ada Laporan Korban Virus Corona, Penduduknya Kurang dari 300 Ribu

Sabtu, 11 April 2020 | 10:30
pixabay.com

Ilustrasi virus Corona

WIKEN.ID - Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia masih terus terjadi.

Menurut data dari Worldometers, (10/4/2020), ada 1.607.595 kasus pasien virus Corona di seluruh dunia.

Sebanyak 95.785 kasus meningga dunia dan yang telah sembuh sebanyak 357.164.

Angka tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama dalam sepekan terakhir.

Jika melihat data pada Jumat (3/4/2020), jumlah pasien kasus corona di dunia masih berada di angka 1.018.845 kasus.

Baca Juga: Nekat Menikah Saat Pandemi Virus Corona, Pasangan Pengantin Ini Digelandang ke Kantor Polisi Masih Menggunakan Jas dan Gaun

Dengan demikian terdapat peningkatan hampir 600.000 kasus hanya dalam waktu satu minggu.

Dua negara dengan angka kasus Covid-19 tertinggi adalah Amerika Serikat sebanyak 466.969 kasus dengan 16.632 kematian dan 25.316 kasus sembuh.

Sedangkan di Spanyol terdapat 153.222 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian 15.447 kasus dan sudah ada 52.165 yang sembuh.

Hingga kini, setidaknya ada 15 negara di dunia yang belum melaporkan adanya kasus infeksi Covid-19 di wilayahnya.

Salah satu negara yang belum melaporkan adanya kasus Covid-19 adalah Vanuatu.

Baca Juga: Kisah Pasien Virus Corona yang Sembuh, Penulis Buku Tertenal Ini Bagian Cara Penyembuhannya Bersama Suami

Negara ini memiliki penduduk kurang dari 300.000 orang dan berada sekitar 1.800 kilometer timur Australia.

Vanuatu sendiri merupakan sebuah negara kepulauan dengan 80 pulau yang tersebar.

Di lokasinya yang cukup jauh ini, bayangan virus corona bukannya tidak menjadi momok bagi penduduk negara.

Dua anak dari Ariitaimai Salmon, penduduk Vanuatu, adalah beberapa di antara orang-orang yang dikarantina pada sebuah hotel.

Mereka baru kembali dari Sidney.

Baca Juga: Tak Pedulikan Jarak, Viral Video Ratusan Pegawai Ramayana Depok Menangis Histeris dan Saling Peluk Menguatkan, Lantaran Kena PHK Masal Dampak Virus Corona

Google Maps
Google Maps

Letak negara Vanuatu

"Bagi anak-anak saya, bisa pulang ke rumah adalah sebuah kelegaan meskipun artinya mereka harus menjalani karantina di sini selama dua minggu. Mereka menjalaninya dengan sangat baik" kata Salmon yang dikutip The Guardian.

Salmon sendiri adalah seorang manajer operasi dan pelanggan dari Au Bon Marche, sebuah rantai supermarket terbesar di Vanuatu.

Ia telah menghabiskan beberapa minggu terakhir untuk meyakinkan warga Vanuatu bahwa ada persediaan makanan yang cukup untuk penduduk, bahkan saat perbatasan telah ditutup.

Au Bon Marche merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang akan bertahan dari dampak virus corona yang terjadi di dunia.

Baca Juga: Anggota DPRD Berulah di Saat Pendemi Virus Corona, Mengendari Mobil Sambil Mabok Bersama Teman Wanita, Ditahan atau Tidak?

Bagi mereka yang bekerja di sektor perhotelan dan pariwisata, yang sebelumnya menyumbang lebih dari 40 persen dari PDB Vanuatu, belum ada kejelasan kapan kondisi akan kembali normal.

Kapal pesiar pun telah sepenuhnya berhenti beroperasi.

Begitu pula dengan maskapai nasional Air Vanuatu, yang telah menangguhkan semua penerbangan masuk dan keluar dengan batas waktu yang belum dapat ditentukan.

Banyak restoran dan hotel yang ditutup secara sukarela untuk sementara.

Baca Juga: Kisah Pasien Positif Virus Corona Tanpa Gejala Demam atau Sesak Napas, Pernah Kontak Fisik Dengan Pasien yang Lain

Ada pula yang berusaha untuk tetap beroperasi dalam batasan yang diberlakukan pemerintah, yaitu tutup pada pukul 19.30 atau sebelum jam malam.

Sebelumnya, pemerintah Vanuatu melarang masyarakat berada di luar rumah antara pukul 21.00 dan 04.00 waktu setempat.

Di sepanjang jalan utama Port Vila, tempat-tempat cuci tangan telah disediakan, dari mulai di luar toko, bank, hingga restoran.

Kebanyakan terdiri atas wadah plastik besar dan keran portabel.

Baca Juga: Kisah Pasien Sembuh dari Virus Corona yang Kesehariannya Pengemudi Taksi, Diduga Tertular dari Penumpangnya

Peraturan darurat yang dikeluarkan pemerintah Vanuatu mewajibkan semua bisnis untuk menyediakan fasilitas cuci tangan dengan biaya sendiri.

Upaya ini juga dilakukan untuk mempromosikan praktik hidup bersih.

Beberapa bisnis pun benar-benar harus ditutup.

Seorang pengusaha lokal yang mengekspor kayu cendana ke China, Christoph Tahumpir, harus mentup operasinya ketika pelabuhan ditutup.

Ia khawatir dengan meningkatnya pengangguran yang akan terjadi, tetapi di sisi lain, Tahumpir setuju bahwa perbatasan harus tetap ditutup.

Baca Juga: Hampir Tak Dipercaya, Harimau di New York Jadi Kasus Pertama di Dunia yang Terinveksi Virus Corona

Juru bicara utama untuk tim penasihat pemerintah atas Covid-19 Russel Tamata menyatakan bahwa tindakan agresif yang diambil pemerintah sudah benar.

"Kami tahu bagaimana virus menyebar dan ketika kami melihat budaya dan bagaimana kami hidup di sini, kondisinya sangat mendukung. Jika virus datang, akan terjadi bencana," kata Tamata.

Menurut Tamata, kondisi tersebut yang menjadi alasan perlu ketatnya aturan dengan perbatasan.

"Kita tidak punya sumberdaya dan fasilitas untuk menanganinya. Kesalahan sekecil apa pun akan berdampak sangat buruk bagi kita" tambah Tamata.

Baca Juga: Hampir Tak Dipercaya, Harimau di New York Jadi Kasus Pertama di Dunia yang Terinveksi Virus Corona

Pemerintah China sendiri telah berkomitmen untuk memasok peralatan dan bahan pada April bagi Vanuatu, untuk membangun unit perawatan intensif di Port Vila.

Saat ini, Vanuatu telah melakukan perubahan pada rumah sakit utama negara Vila Central Hospital.

Perubahan dilakukan pada bangsal tuberkulosis menjadi bangsal isolasi.

Namun, hanya ada 20 tempat tidur yang tersedia di seluruh rumah sakit.

"Jika seorang pasien mengalami komplikasi, kami hanya memiliki dua ventilator yang tersedia" ujar Tamata.

Baca Juga: Gadis 27 Tahun Dapatkan Hidayah Setelah Tak Pernah Salat di Sepanjang Hidupnya, Belajar Salat Saat Karantina Pandemi Virus Corona

Di Vanuatu, ada sekitar 60 dokter, tetapi kebanyakan baru lulus.

Baru-baru ini, Vanuatu juga menerima perawat-perawat dari Kepulauan Solomon.

Karena kekurangan perawat lokal, Vanuatu telah mempekerjakan perawat dari Kepulauan Solomon sejak pertengahan 2019.

Saat Vanuatu tengah mempersiapkan kemungkinan terburuk mewabahnya virus corona, sebuah badai dikabarkan terjadi di negara itu dan menghancurkan pulau-pulau di bagian utara.

Baca Juga: GoRide Hilang Selama PSBB, Tak Hanya di DKI Tapi Seluruh Jabodetabek

Skala kerusakan belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini cukup mendistraksi upaya pemerintah dalam menghadapi Covid-19.

Peraturan larangan berkumpul untuk lebih dari lima orang pun dilonggarkan untuk kepentingan penyelamatan dan evakuasi massal.

Terlepas dari kerentanan Vanuatu ini, Tamata tetap optimis tentang peluang Vanuatu untuk tetap bertahan di tengah wabah virus corona ini. (*)

Baca Juga: Usai Dilaporkan ke Polisi karena Menolak Jenazah Pasien Virus Corona, Inilah Nasib Ketua RT Sebagai Penanggung Jawab

Editor : Alfa

Sumber : kompas, guardian