Terlalu Sering Bersama Saat Masa Karantina Covid-19 di Rumah, Angka Perceraian di Negara Ini Justru Melonjak

Jumat, 10 April 2020 | 15:10
IST

Ilustrasi perceraian

WIKEN.ID-Merebaknya virus corona akhirnya membuat pemerintah menganjurkan masyarakat untuk berdiam diri di rumah.

Hal ini juga dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Salah satunya dilakukan oleh pemerintah Tiongkok yang wilayahnya menjadi awal mula penyebaran covid-19.

Mereka menetapkan peraturan lockdown dan karantina bagi masyarakat.

Sebagian orang akhirnya senang karena bisa beraktivitas di rumah bersama dengan keluarga.

Namun sebagian lainnya menganggap ini sebagai bencana.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Baru 3 Menit Menikah, Pengantin Wanita ini Malah Gugat Cerah Suaminya, Hingga Rumah Mantan MENPORA Ini Bikin Heboh Lantaran Berjejer Puluhan Mobil Mewah dan Dikelilingi Benda Besar Misterius

Dilansir dari Global Times, banyak pasangan justru terlibat konflik karena seringnya mereka bersama.

"Sebagai hasil dari pandemi, banyak pasangan telah terikat satu sama lain di rumah selama lebih dari sebulan jadi sering konflik," terang petugas publik dari Distrik Yanta bernama Han.

Kota Xi'an di ibu kota Provinsi Shaanxi, Tiongkok Barat Laut bahkan melaporkan adanya lonjakan permintaan perceraian hingga telah mencapai batas yang ditentukan oleh kantor.

Baca Juga: Dinilai Mengada-ada, Yasonna Laoly Akhirnya Ungkap Sosok yang Memberinya Ide Membebaskan Koruptor

Sebagai tambahan informasi, pemerintah Tiongkok lambat laun membuka satu persatu wilayahnya setelah wabah Covid-19 mulai mereda.

Seperti provinsi Hubei yang mulai membebaskan warganya 'berkeliaran' mulai Rabu (25/04/2020).

Namun, untuk kota Wuhan sebagai wilayah yang paling terdampak Covid-19 baru akan dibuka pada Rabu (08/04/2020).

Melansir dari Kompas.com, dengan pencabutan status lockdown ini akses transportasi publik pun mulai dibuka lagi.

Baca Juga: Kisahnya Ibarat Don Juan, Pria Ini Telah Taklukan 80 Janda Kesepian, Setelah Berhasil Meniduri, Sang Pria Lakukan Ini

Meski pejabat setempat masih harus berhati-hati untuk menghindari lonjakan perjalanan yang dapat menyebabkan gelombang infeksi baru.

Misalnya dengan membatasi siapa yang ingin meninggalkan Hubei harus punya kode kesehatan 'hijau' dari pihak berwenang setempat.

Pemerintah Tiongkok juga telah mengklasifikasikan risiko kesehatan warga menggunakan teknologi pada ponsel pintar (smartphone) mereka.(*)

Tag

Editor : Agnes