WIKEN.ID-Ibunda Luna Maya memang jarang tersorot kamera.
Hal ini lantaran tinggal di kota yang berbeda dengan sang putri.
Ia tinggal di Bali sedangkan putrinya, Luna Maya, banyak beraktivitas di Jakarta.
Namun ketika Luna Maya pulang ke Bali, ia kerap ngevlog bersama sang ibunda.
Seperti saat lebaran Idul Fitri pada 2019 lalu, ia merayakannya di Bali bareng sang ibu, Desa Maya Waltraund Maiyer.
Keseruan momen Lebaran Luna Maya terungkap lewat vlog terbarunya di Youtube Luna Maya pada Senin (17/6/2019).
Layaknya umat Muslim lainnya saat Hari Raya Idul Fitri, Luna dan sang ibunda juga melaksanakan ibadah salat Ied.
Mengendarai mobil, keduanya kompak bergegas ke masjid bersama untuk solat ied.
Tidak hanya itu, mereka juga berkeliling ke tempat-tempat yang menarik di Bali seperti ke restoran yang ingin mereka kunjungi atau ke pantai.
Meski jarang mengeksposnya di media sosial, dalam vlognya kali ini, Luna Maya tampak begitu perhatian kepada sang ibunda.
Baca Juga: Kabar Baik Lagi, Ahli Pernapasan China Perdiksi Pandemi Corona Dapat Terkendali Pada Akhir April
Saking sayangnya, ia sampai memberikan panggilan sayang khusus kepada wanita yang melahirkannya itu.
Seperti diketahui, sosok ibunda Luna Maya, Desa Maya Waltaurd Maiyer berasal dari benua Eropa, tepatnya Austria.
Memiliki darah bule kuat, istri mendiang Uut Bambang Sugeng itu rupanya menaruh kecintaan terhadap budaya Indonesia yang ia tularkan kepada sang putri.
Rupanya ada beberapa kesamaan antara ibu Luna dengan ibu mantan kekasihnya, Reino Barack.
Seperti yang kita tahu, ibu Reino juga orang asing.
Reiko Barack merupakan wanita berdarah jepang yang dinikahi oleh Rosano Barack.
Meskipun ayah Reino Barack adalah orang Indonesia, ternyata ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Waseda di Tokyo, Jepang.
Hal inilah yang membuat Reino Barack memiliki darah keturunan Jepang dari sang ibu.
Selain itu, Reiko juga sama-sama mencintai budaya Indonesia sama seperti ibu Luna.
Dilansir dari Grid Pop, Reiko merupakan salah satu dari 3 pendiri bisnis Batik Renaissance.
Batik Renaissance sendiri merupakan pembuatan batik konvensional di Indonesia yang direkonstruksi melalui aplikasi teknik pengembangan modern dari Jepang.
Produk dari Batik Renaissance dibuat dengan kualitas tinggi, sehingga tak heran untuk selembar kain saja merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah.
Reiko Barack dan beberapa pendiri Batik Renaissance lain bermimpi untuk menyejahterakan para pengrajin batik dan menghasilkan produk berkualitas bagi konsumennya.
Sama-sama mencintai budaya Indonesia, namun sayangnya kedua anak mereka tidak bersatu di pelaminan.(*)