Kisah Pasien PDP Virus Corana, Meninggal Dunia Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit, Tinggal di Rumah Bersama Asisten Rumah Tangga

Jumat, 27 Maret 2020 | 18:00
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Petugas pemakaman mengeluarkan peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 dari mobil ambulans di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020).

WIKEN.ID - Data orang yang terpapar virus corona mengalami penambahan.

Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, data terbaru yangdihimpun pemerintah hingga Kamis (26/3/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 78 pasien meninggal dunia akibat Covid-19.

Angka ini bertambah 20 pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan ini berdasarkan laporan yang masuk ke pemerintah sejak Rabu (25/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Kamis ini pukul 12.00.

Sungguh pilu apa yang dirasakan oleh keluarga pasien yang meninggal dunia.

Baca Juga: Belum Bisa Pulang Ke Indonesia Karena Terkena Lockdown, Artis Sekaligus Model Ini Ceritakan Kondisi Italia Karena Infeksi Virus Corona

Dalam pemakaman, tak boleh dihadiri dan didampingi oleh keluarga karena bahaya virus corona.

Salah satu pasien virus coroan dalam kategori PDP meninggal dunia adalah Putra, (bukan nama sebenarnya).

Ia meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Pasien adalah seorang pria yang berusia 60 tahun, meninggal dunia di Jakarta pada Selasa (24/3/2020) siang.

Ia tutup usia dengan status sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19.

Baca Juga: Masa Darurat Virus Corona Sampai 29 Mei 2020, Jokowi Prediksi 4 Provinsi Bakal Kena Imbas Pandemi Covid-19

Nyawanya tak tertolong dalam perjalanan mencari rumah sakit yang masih mempunyai slot kosong untuk menanganinya.

Menurut keterangan keluarga, sudah tiga rumah sakit di Jakarta yang didatangi ketika mencari pertolongan.

Namun, semuanya tak bisa menerima tambahan pasien lagi. Putra tinggal di bilangan Gambir, Jakarta Pusat.

Hanya seorang pembantu tinggal dengannya di rumah tersebut.

Beberapa hari belakangan, ia mengaku mulai merasa sakit.

Baca Juga: Perang Melawan Virus Corona Belum Usai, Gelombang Kedua Virus Mulai Menghantam China

Namun, ia belum memeriksakan diri ke dokter.

Salah satu anggota keluarga Putra yang enggan disebutkan identitasnya berujar, baru pada Selasa (24/3/2020) pagi, Putra merasa sakitnya agak parah.

“Keluarga tahu beliau sakit (semakin parah) saat pagi itu dari pembantu,” ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

Pencarian rumah sakit Pagi itu, sekitar pukul 08.00, Putra berinisiatif menghubungi nomor darurat Covid-19 DKI Jakarta.

Ambulans datang menjemputnya di rumah tengah hari, sekitar pukul 12.00 WIB.

Baca Juga: Tengah Terapkan Pencegahan Virus Corona, Warga yang Masih Bandel Berkeluyuran di Luar Rumah Siap-siap Bakal Dipidanakan Polisi

“Dibawa ke rumah-rumah sakit utama untuk rujukan Covid-19, tapi waiting list karena banyak banget ternyata orang-orang (di rumah sakit rujukan) membeludak terus,” ujar dia.

RSUD Tarakan yang hanya sekitar 2 kilometer dari kediamannya menjadi tujuan pertama ambulans yang membawa Putra.

Upaya pertama itu tak berhasil.

Ambulans lalu melarikan Putra ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, dan RSPI Sulianti Saroso (SS), Jakarta Utara.

“RS Persahabatan penuh, juga RSPI SS ditolak (karena) penuh. Ambulans kembali ke RSUD Tarakan,” kata dia sambil mengutip kronologi resmi pihak keluarga.

Baca Juga: Curhatan Pilu Anak Dokter yang Meninggal Dunia Terpapar Virus Corona: Ayah Saya Sendirian, Mau Minta Tolong Gak Ada Perawat Jaga

Belum juga mendapatkan rumah sakit yang mampu menerima dirinya, Putra mengembuskan napas terakhir.

Ia wafat sekitar pukul 13.36 tanpa sanak famili sempat mendampingi di dalam ambulans tersebut.

“Beliau kan sudah lansia juga. Mungkin harusnya langsung masuk ICU. Tapi kapasitasnya enggak muat lagi di rumah-rumah sakit utama, jadi enggak tertolong,” jelas salah satu saksi yang dikutip dari Kompas.com.

Hingga ajalnya, Putra tak tahu apakah dirinya pengidap Covid-19 atau bukan.

Baca Juga: Viral Video Diduga Kedatangan Tim Medis Asal China di Indonesia, Pihak Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Akhirnya Buka Suara

Petugas kesehatan disebut telah mengambil sampel spesimen lendir tenggorokannya untuk ditelaah ada atau tidaknya kandungan virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19.

Akan tetapi, jelas bahwa hasil tes laboratorium itu tak akan terbit dalam beberapa jam.

Ia dimakamkan tanpa iringan keluarga Putra kemudian langsung dimakamkan pada sore harinya.

Jenazah dibawa ke liang lahat seorang diri, tanpa iring-iringan keluarga di sekelilingnya.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Positif Virus Corona Usai Kunjungan Kerja ke Turki, Istrinya Curhat Pilu di Instagram

Kendati belum terkonfirmasi positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, jenazah Putra dikebumikan sesuai prosedur pemulasaraan jasad penderita Covid-19.

“Enggak boleh dekat-dekat (saat pemakaman). Enggak boleh ikut menguburkan juga. Hanya melihat dari jauh, karena jenazahnya infeksius,” kata salah satu pihak keluarga yang enggan disebutkan identitasnya.

“Sedih sekali. Bahkan keluarga juga tidak bisa mengantar ke peristirahatan terakhir. Aku harap orang-orang di luar sana at least bisa mendoakan dari jauh,” lanjut dia. (*)

Baca Juga: Pasien Virus Corona Bisa Sembuh, Ini Kesaksian Mereka yang Berhasil Melalui Masa Kritis, Diawali Dengan Demam

Editor : Alfa

Sumber : kompas