Negara di Eropa Ini Memiliki Tingkat Kasus Corona Tinggi Tetapi Angka Kematiannya Rendah, Apa yang Dilakukan?

Sabtu, 21 Maret 2020 | 10:00
aljazeera.com

Warga mengenakan masker di saat pandemi virus corona.

WIKEN.ID - Jerman telah melaporkan 702 kasus infeksi virus corona harian baru.

Secara jumlah, otoritas kesehatan Jerman mengumumkan 7.974 penularan, dengan 67 di antaranya berhasil sembuh dan 20 orang meninggal.

Selain Jerman, ada tiga negara Eropa lain yang melaporkan kasus virus corona di atas 5.000.

Ketiganya adalah Perancis (6.633), Italia (27.980), dan Spanyol (11.279).

Negara-negara tersebut memutuskan menerapkan lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.

Baca Juga: Tak Punya Empati Disaat Pendemi Virus Corona, Anggota DPR RI Malah Melancong ke Eropa, Dikabarkan Akan Pulang Tanggal 27 Maret

Angka kematian akibat virus corona di Jerman tidak setinggi negara lain di Eropa yang terus meningkat.

Meski berada di antara negara paling terpukul karena virus corona, Jerman mencatat jumlah kematian yang sangat rendah.

Angka resmi terbaru yang diterbitkan Lembaga Pengendalian Penyakit, Institut Robert Koch (RKI) pada Kamis (19/03/2020) menunjukkan 10.999 kasus infeksi dan 20 angka kematian.

Angka kematian itu hanya 0.18 persen, jauh lebih rendah dari China (4 persen), Inggris (3,9 persen), Perancis (2,9 persen) dan Italia (8,3 persen).

Lalu mengapa angka kematian di Jerman bisa rendah?

Baca Juga: Cerita Pasien Corona yang Sembuh, Diperlakukan Baik oleh Staf Medis Hingga Ditenangkan Tukang AC Ketika Pasang Infus

Ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

Pertama, warganya mengikuti himbauan pemerintah Jerman.

Kanselir Jerman Angela Merkel melarang warganya untuk berlibur dan menutup bar sebagai upaya memerangi virus corona.

Sejumlah tempat selain bar seperti kebun binatang maupun taman bermain bakal ditutup, dengan kegiatan keagamaan diminta untuk ditiadakan.

Dikutip dari BBC, Merkel meminta warga Jerman untuk membatalkan acara berlibur mereka, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: Bakal Dibuat Massal Setelah Diuji Coba, Bilik Disinfektan yang Diminta Wali Kota Surabaya Bisa Jadi Salah Satu Solusi Pencegahan Virus Corona

Restoran diperintahkan untuk menetapkan jarak aman di antara pelanggan, dan harus beroperasi berdasarkan waktu yang ditentukan.

Kedua, kelengkapan peralatan medis.

Dengan 25 ribu tempat tidur perawatan intensif lengkap juga alat pernapasan, peralatan dan perlengkapan Jerman lebih baik dibandingkan dengan negara tetangganya di Eropa.

Sebaliknya, Perancis hanya memiliki sekitar tujuh ribu dan Italia sekitar lima ribu.

Pasien yang sakit di Jerman sejauh ini pun dapat pulih dengan cepat.

Baca Juga: Putuskan Isolasi 14 Hari di Rumah karena Takut Virus Corona, Hotman Paris Justru Kangen Dikelilingi Wanita Cantik

Untuk mencegah rumah sakit menjadi kewalahan, seperti yang terjadi di Italia atau Perancis Timur, pemerintah Jerman juga berencana untuk menggandakan tempat tidur perawatan pernapasan intensif.

Bahkan hotel dan aula publik besar harus digunakan kembali sebagai rumah sakit darurat untuk pasien dengan gejala yang kurang serius.

Ketiga, pasien lebih muda.

Virus ini juga sebagian besar menginfeksi populasi usia muda dan lebih sehat di Jerman dibandingkan di tempat lain.

"Di Jerman, lebih dari 70 persen orang yang diidentifikasi telah terinfeksi hingga sekarang berusia antara 20 dan 50 tahun," jelas presiden RKI Lothar Wieler yang dikutip dari AFP.

Baca Juga: Bakal Dibuat Massal Setelah Diuji Coba, Bilik Disinfektan yang Diminta Wali Kota Surabaya Bisa Jadi Salah Satu Solusi Pencegahan Virus Corona

Seperti di Skandinavia, infeksi pertama di Jerman diidentifikasi pada orang yang baru saja kembali dari liburan bermain ski di Italia atau Austria.

Namun di negara di mana hampir seperempat dari populasi lebih dari 60, ada kekhawatiran bahwa jumlah kematian akan meroket ketika virus menyebar lebih lanjut.

Keempat, melakukan tes awal.

Christian Drosten, Direktur Institut Virologi di rumah sakit Charite Berlin mengatakan bahwa pengujian awal juga bisa menjadi faktor kematian kecil.

"Kami mengenali penyakit ini sangat dini di negara kami. Kami unggul dalam hal diagnosis dan deteksi," ungkap Drosten yang dikutip dari AFP.

Baca Juga: Memiliki Gejala yang Hampir Serupa dan Menyerang Saluran Pernapasan, Begini Perbedaan Influenza dan Infeksi Virus Corona

Pada Januari, para peneliti di Charite menjadi yang pertama mengembangkan tes untuk virus corona.

Jerman juga memiliki jaringan laboratorium independen yang banyak di antaranya mulai melakukan tes paling awal sejak Januari, ketika jumlah kasus masih sangat rendah.

Tingginya jumlah laboratorium telah meningkatkan kapasitas penyaringan nasional, dan RKI memperkirakan bahwa 12 ribu orang dapat diuji dalam sehari di Jerman.

Karena itu, mendapatkan tes di Jerman lebih mudah daripada di beberapa negara lain.

Siapa pun yang menunjukkan gejala, telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi atau baru saja kembali dari zona risiko memenuhi syarat untuk dites. (*)

Baca Juga: Bosan Karena Harus Menjalani Social Distancing, Ariel Noah Akhirnya Lakukan Aktivitas Ini

Baca Juga: Awalnya Marah Karena Merasa Rugi Tasnya Dibeli Andre Taulany, Nagita Slavina Akhirnya Terdiam Usai Dijanjikan Hal Ini Oleh Raffi Ahmad

Sebagian dari artikel juga tayang di Kompas.com dengan judul "Angka Kematian Rendah, Ini Kunci Jerman Atasi Virus Corona".

Editor : Alfa