WIKEN.ID - Dua orang di Indonesia dikabarkan positif terjangkit virus corona.
Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020).
Menurut Jokowi, dua warga negara Indonesia (WNI) tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
Melansir SCMP, sejauh ini terdapat 90.182 kasus virus corona secara global dengan 3.084 kematian hingga Selasa (3/3/2020).
Sebagai pencegahan penularan virus corona, banyak orang mengantisipasinya dengan mengonsumsi suplemen.
Lantas efektifkah penggunaan suplemen untuk menangkal virus corona?
Ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen mengungkapkan, dirinya tidak setuju apabila tindakan pencegahan virus corona dilakukan dengan cara mengonsumsi suplemen daya tahan tubuh.
"Orang sehat tidak butuh suplemen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Menurutnya, percuma jika seseorang menjaga daya tahan tubuh dengan suplemen sementara ia masih mengonsumsi pangan ultraproses yang sudah menjadi candu.
Makanan ultraproses merupakan makanan yang diolah sedemikian rupa agar lebih diminati oleh konsumen dengan proses yang lebih panjang.
Agar menarik konsumen, makanan ini diberi rasa buatan, warna buatan, pemanis tambahan, penstabil, dan zat aditif lain untuk membuatnya terasa seperti makanan yang sesungguhnya (real food).
Ia mengungkapkan, langkah-langkah untuk menjaga diri dari virus corona dengan menjaga daya tahan tubuh dari makan makanan bergizi, seperti sayur dan buah dengan rutin.
"Makan sayur dan buah bukan cuma pas ingat saja. Biasakan tiap kali makan ada. Sarapan, makan siang, makan malam. Pilih makanan yang segar, kita tidak berususan dengan serat, kali ini butuh antioksidannya," imbuh Tan.
Selain itu, Tan juga mengimbau masyarakat agar dibiasakan terkena sinar matahari.
Upayakan sinar matahari masuk ke rumah dan rajin berbersih rumah.
Kemudian, langkah lain agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh, yakni dengan berolahraga. "Cukup tidur, biasakan jam 10 malam sudah masuk kamar dan siap tidur. Bukan melihat handphone berjam-jam," katanya lagi.
Ia juga menyampaikan, agar masyarakat mulai membiasakan memakai masker.
Jangan menunggu ketika ada orang bersih atau batuk dahulu.
Selain itu, mengganti masker sesegera mungkin atau ketika masker telah lembab.
"Masker tidak untuk mencegah penularan, tapi mencegah penularan, tapi mencegah tangan tidak langsung menyentuh hidung dan mulut," katanya lagi.
Pembiasaan mencuci tangan Selain penggunaan masker, pembiasaan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun setelah aktivitas, imbuhnya harus menjadi bagian dari pola hidup.
Lebih lanjut, Tanj juga menyarankan masyarakat agar tidak menyentuh secara langsung benda yang sering dipegang orang lain, seperti pegangan pintu, dan pegangan tangga.
Dalam keseharian, masyarakat juga diimbau untuk membawa spray antiseptik jika perlu dan tisu kering untuk mengelap, terutama jika bepergian dan meja lipat.
Tak hanya itu, perlu diterapkan juga untuk melatih anak untuk menjaga diri agar tidak ditulari orang lain.
"Vaksinasi hewan peliharaan tepat pada waktunya, demi si kesayangan, juga demi diri kita sendiri," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Indonesia Positif Corona, Efektifkah Penggunaan Suplemen untuk Pencegahan?"