WIKEN.ID - Sejak foto-foto suasananya viral di media sosial, Ranu Manduro langsung menjadi pusat perhatian warga.
Banyak warga langsung mendatangi Ranu Manduro untuk menjawab rasa penasaran dan melihat langsung.
Ranu Manduro yang berada di Desa Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur adalah padang rumput dengan luas puluhan hektar dan dilengkapai pemandangan indah berupa gunung penanggungan.
Padang rumput ini pun dihiasi batu pada puluhan titik ini menarik ribuan orang untuk mendatangi lokasi itu.
Hampir setiap lokasi di kawasan ini ditumbuhi rumput hijau alami, menampilkan keindahan alam berupa padang rumput dengan variasi tebing dan gundukan.
Dikutip dari kompas.com, Yanto (46), salah satu warga Desa Manduro, Ranu Manduro mulai ramai didatangi pengunjung yang penasaran dengan keindahan Ranu Manduro, sejak dua pekan lalu.
Para pengunjung tertarik datang karena penasaran setelah menyaksikan foto dan video yang banyak beredar di media sosial.
Padahal, kata Yanto, Ranu Manduro bukan merupakan sebuah tempat atau kawasan yang dipersiapkan sebagai kawasan wisata.
Pemandangan indah di lokasi bekas kawasan pertambangan Sirtu tersebut, terbentuk secara alami.
Rumput dan aneka tumbuhan yang tumbuh di Ranu Manduro mulai terlihat indah saat memasuki musim hujan, beberapa bulan lalu.
Setelah sempat viral dan banyak dikunjungi, tempat wisata Ranu Manduro di Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) dikabarkan rusak dan dipenuhi sampah.
Hal ini berdasarkan pengamatan dari beberapa warga yang datang dan mengunggah foto dan video di sosial media.
Ada juga postingan video di Twitter yang menggambarkan sampah-sampah di Ranu Manduro.
Unggahan tersebut diibuat oleh akun @Roes_lim pada Kamis (27/2/2020).
Hingga Senin (2/3/2020) pukul 13.00 WIB, video tersebut sudah diputar 29 ribu kali, di-retweet 185 kali, dan disukai 256 kali.
Akhrinya setelah viral dan banyak meninggalkan sampah, lokasi Ranu Manduro di Dusun Manduro, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020).
Padang savana yang bertempat di lokasi bekas area pertambangan sirtu tersebut ditutup oleh pemilik lahan, PT Wira Bumi.
Pada papan pengumuman yang terpasang di pintu masuk menuju kawasan tersebut tertulis 'Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin'.
Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan.
"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya yang dikutip dari SURYA.co.id.
Menurut Eka, warga telah berkomunikasi dengan pemilik lahan agar berkenan membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.
Pasalnya, dengan banyaknya pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro, warga bisa menuai penghasilan.
"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya
Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan kawasan Ranu Manduro.
Namun, penutupan ini dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto datang langsung meninjau lokasi Ranu Manduro.
Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan tersebut.
"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya (ditutup) yang punya lahan," ungkapnya.
Namun, dari kajian di lapangan, pemerintah kabupaten memastikan bahwa lahan Ranu Manduro merupakan milik perusahaan swasta.
"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja, namun agar segera diurus perizinannya," tutur Amat.
Pemkab, lanjut dia, tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro.
Hanya saja, para pengunjung harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.
"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," ujarnya.
Kalaupun dibuka untuk menjadi tempat wisata, Amat menegaskan, pengelola harus segera mengurus perizinannya.
"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya. (*)