Bukannya Memberi Pendidikan yang Baik, Oknum Guru SMK Justru Membully Muridnya Dengan Ucapan Menyakitkan

Senin, 20 Januari 2020 | 19:05
Research Developments - ACER

Ilustrasi

WIKEN.ID - Kasus bullying atau perundungan yang terjadi di sekolah kerap terjadi.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), berdasarkan hasil pengawasan kasus pelanggaran hak anak dalam bidang pendidikan selama 2019, didominasi oleh perundungan atau bullying berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual.

Bahkan, salah satu yang menjadi catatan KPAI adalah aksi perundungan atau bullying anak terhadap guru yang meningkat drastis.

KPAI mencatat ada 8 kasus anak korban kebijakan terjadi selama 4 bulan pertama 2019.

Baca Juga: Istrinya Jadi Sasaran Bully dan Dinilai Tak Cantik, Ernest Prakasa Beberkan Alasan Menikah dengan Meira Anastasia

Ada juga korban pengeroyokan 3 kasus, kekerasan fisik 8 kasus, kekerasan seksual 3 kasus, 12 kasus kekerasan psikis dan bullying, dan kasus anak membully guru sebanyak 4 kasus.

Kini, kasus bullying kembali terjadi.

Parahnya, pelakunya adalah guru yang seharusnya mendidik muridnya.

Ar, seorang siswi SMK yang ada di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), akhirnya memilih untuk berhenti sekolah.

Baca Juga: Istrinya Jadi Sasaran Bully dan Dinilai Tak Cantik, Ernest Prakasa Beberkan Alasan Menikah dengan Meira Anastasia

Hal ini dilakukan siswi tersebut lantaran malu karena terus-terusan menjadi ejekan teman-temannya.

Hal ini terjadi setelah siswi tersebut sebelumnya pernah diteriaki perempuan nakal olah oleh gurunya sendiri yang mengajar bidang studi agama di lokasi umum.

Dari sanalah dirinya kemudian mendapatkan ejekan dari teman-temannya hingga dirinya malu dan memutuskan untuk tidak lagi kesekolah.

Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial yang membenarkan akan hal tersebut.

Baca Juga: Video Detik-detik Seorang Pelajar Melempar Rekannya yang Suka Melakukan Bullying, Korban Masih Koma di ICU

Dikutip dari Kompas.com, Erry mengaku hal ini menjadi perhatian serius pihaknya.

“Tidak seharusnya seorang pengajar berlaku seperti itu, apalagi terhadap anak muridnya sendiri,” kata Erry, Minggu (19/1/2020).

Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri mengaku secepatnya akan berkoordinasi dan melaporkan hal ini ke Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Muhammad Dali.

”Saya belum sempat bertemu dengan kepala Dinas Pendidikan, Insya Allah Senin (20/1/2020) saya beserta komisioner lainnya akan menyurati Disdik untuk memperjuangkan hak anak tersebut,” ujar Erry.

Baca Juga: Sempat Dituding Pelakor Rebut Irwansyah dari Acha Septriasa dan Kena Bully, Ini Pengakuan Zaskia Sungkar

Ditanyai apa permasalahan sebenarnya hingga guru itu meneriaki muridnya perempuan nakal di lokasi umum, Erry megaku belum tahu pasti.

Namun, apapun kesalahan murid, tidak semestinya seorang guru mengeluarkan kata-kata tidak terpuji kepada siswanya, apalagi dengan meneriakinya di lokasi umum.

“Itu bukan cerminan seorang guru, seharusnya guru itu merupakan contoh, bukan malah berlaku kurang ajar kepada peserta didiknya. Gurukan tugasnya mendidik, kalau ada salah di muridnya, sudah seharusnya dididik,” terang Erry.

Erry menyebut, Ar sudah berada di Batam di kediaman kakeknya.

Baca Juga: Video Detik-detik Seorang Pelajar Melempar Rekannya yang Suka Melakukan Bullying, Korban Masih Koma di ICU

Korban Ar di Batam untuk melanjutkan pendidikannya karena Ar sudah terlanjur malu pasca-diteriakin perempuan nakal oleh guru tersebut.

“Ar sangat trauma pasca-kejadian tersebut,” ungkap Erry. Erry mengatakan, sebelum ke Batam, Ar sempat ke Tanjungpinang untuk melanjutkan sekolahnya.

Namun, karena nilainya banyak yang tidak mencukupi, rencananya Ar ingin mengambil Paket C di Batam.

“Tapi, paket C itu pilihan terakhir Ar, menurut saya ini harus ada solusinya, saya sudah berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan, bahkan kepala sekolahnya juga saya tegur,” terang Erry.

Baca Juga: Pernah Hidup Susah Hingga Jadi Korban Bully, Aktris Lawas Nurul Arifin Buktikan dengan Kembali Raih Kursi DPR RI

Erry mengatakan, apa yang dialami Ar sangat bertentangan dengan Perda Perlindungan Anak.

Erry berharap tidak ada anak yang putus sekolah, apalagi karena masalah yang dianggapnya bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.

“Setidaknya kasus ini dapat menjadi contoh untuk guru-guru lainnya agar tidak memperlakukan anak-anak didiknya di depan umum,” pungkas Erry.

Sementara itu, dikutip dari lingdungianak.com, kejadian berawal ketika AR pulang sekolah.

Baca Juga: Pernah Hidup Susah Hingga Jadi Korban Bully, Aktris Lawas Nurul Arifin Buktikan dengan Kembali Raih Kursi DPR RI

Ia bersama teman-teman dan gurunya yang lain berada di atas kapal penyeberang roro.

Tiba-tiba Guru Agama yang bernama Sk meneriaki AR dengan sebutan lonte di depan umum.

Hal ini diketahui oleh siswa-siswi lainnya dan juga guru SMKN 1 Anambas lainnya di atas kapal roro tersebut.

AR sempat menangis sepanjang jalan dan dibonceng pulang oleh temannya. Akhirnya orangtua AR tak terima anaknya dipermalukan.

‘’Di atas roro anak saya duduk berboncengan di atas sepeda motor dengan temannya. Motor tersebut punya anak saya, yang bawa teman laki-laki satu sekolah dan dekat tempat tinggal. Saat bercerita tersebut, gurunya yang juga ada di kapal roro tersebut langsung meneriaki AR,’’ tutur RM.

‘’Kamu macam lonte,’’ tutur RM menirukan ujaran gurunya itu kepada AR. (*)Baca Juga: Pelaku yang Membully Betrand Peto Meminta Maaf, Ruben Onsu, Didikan Orangtua Kamu itu Seperti Apa Sampai Bikin Kamu Seperti ini?

Editor : Alfa