Warganya Meninggal Dunia, Kepala Desa Enggan Meminjamkan Ambulans, Jenazah Sang Kakek Pun Ditandu Keluarga Hingga Puluhan Kilometer

Minggu, 19 Januari 2020 | 19:05
Medical Air Service

Ilustrasi ambulans

WIKEN.ID - Sungguh miris kejadian yang dialami pria tua yang bernama Ambo Tang Daeng Tutu.

Warga Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, ini meninggal dunia di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo,Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (17/1/2020).

Awalnya, beredar berita viral jika korban ditemukan karena kelaparan.

Keluarga Ambo Tang, Sahabuddin, menjelaskan kakek 75 tahun itu sudah pikun dan sering meninggalkan rumah tanpa diketahui anaknya.

Seringkali, saat keluar dari rumah, Ambo Tang tidak tahu lagi jalan untuk pulang.

Baca Juga: Jenazahnya Terbujur Kaku di Peti Mati Tanpa Seorangpun Boleh Melihat, Ternyata Ini Alasan Clift Sangra Lakukan Ini pada Suzanna

Sejak itu, pihak keluarga terus mencari, hingga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Jumat (17/1/2020).

“Diduga karena pikun, Ambo Tang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga pada akhirnya tersesat dan baru ditemukan keesokan harinya dalam kondisi telah meninggal dunia," kata Sahabuddin, Minggu (19/1/2020).

Kisah mirisnya tidak hanya sampai di sini.

Pihak keluarga harus berjuang membawa pulang kakek ini.

Baca Juga: Babak Baru Usai Anak Sule Laporkan Kematian Ibunya dan Otopsi Jenazah di Pemakaman

Hal ini dikarenakan tidak ada alat transportasi.

Setelah ditemukan meninggal dunia oleh warga, jenazah Ambo Tang Daeng Tutu yang berusia 75 tahun harus dibawa dengan tandu.

Tandunya pun hanya berupa sarung.

Jenazah dibawa hingga ke rumah duka di Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Keluarga terpaksa menggotong jenazah menggunakan sarung, lantaran Kepala Desa Bontorappo enggan meminjamkan mobil ambulans siaga desa.

Baca Juga: Tiga Tahun Tak Pulang Kampung karena Sibuk Kerja, Wanita Ini Dapati Kondisi Ayahnya Lebih Mengenaskan daripada Jenazah!

“Padahal, saat penemuan jenazah Ambo Tang, Kepala Desanya datang dengan mengendarai mobil ambulans. Jadi terpaksa digotong menggunakan sarung,” kata seorang keluarga korban, Sahabuddin yang dikutip dari Kompas.com.

Sahabuddin menceritakan keluarga menggotong jenazah Ambo Tang menggunakan sarung secara bergotong royong bergiliran yang menempuh berjalan kaki sejauh 10 kilometer.

Belum lagi, jalur yang ditempuh melintasi perbukitan-perbukitan.

Sementara itu, Kepala Desa Bontorappo, Mustafa Dg Ngenteng membantah tuduhan keluarga almarhum Ambo Tang.

Baca Juga: Ditipu Sang Ibu Selama 37 Tahun, Pria dalam Video Ini Terkejut Saat Menemukan Jenazah Saudaranya yang Masih Bayi Membeku di Kulkas

Baca Juga: Rumah Tangga Kerap Diwarnai Percekcokan, Pasangan Ini Putuskan Temui Psikolog dan Menyesal dengan yang Tak Mereka Lakukan 7 Tahun LaluMustafa mengaku sudah menghubungi puskesmas untuk penyediaan jasa mobil ambulans jenazah.

Namun, keluarga Ambo Tang tidak mau menunggu kedatangan mobil ambulans dan langsung membawa jenazah dengan menggotongnya.

"Saya sudah menghubungi pihak puskesmas agar mengirim mobil ambulans jenazah dan sementara dalam perjalanan ke lokasi penemuan jenazah Ambo Tang, tapi pihak keluarga tidak mau menunggu dan langsung menggotong jenazah," bantahnya.

Mustafa juga mengungkapkan, keluarga terburu-buru mengambil jenazah Ambo Tang.

"Padahal kan, kalau ada penemuan jenazah itu harus menunggu dulu datangnya polisi. Jadi polisi belum datang dan mobil ambulans jenazah belum datang, tapi jenazah Ambo Tang sudah dibawa pihak keluarga," bebernya. (*)

Baca Juga: Tetap Mesra dan Harmonis Walaupun Awalnya Tak Direstui Lantaran Perbedaan Agama, Christian Sugiono Ternyata pernah Usir Titi Kamal!

Editor : Alfa