WIKEN.ID - Saat ini, suami Soraya Haque, Ekki Soekarno menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Tangerang Selatan.
Ekki Soekarno dirawat sejak Kamis (16/1/2020).
Tim dokter yang menangani Ekki Soerkarno masih terus melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui pasti penyakit penyebab kondisi Ekki menurun drastis sejak beberapa hari lalu yang menyebabkan komplikasi.
Menurut Putri Soraya Haque, Nadia Ayesha Mieke Soekarno atau Nadia Soekarno mengatakan, salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah mengecek adakah infeksi tuberkulosis (TB)
"Kalau untuk (indikasi terinfeksi) TBC-nya baru di cek hari ini dan hasilnya baru besok dan kalau memang hasilnya positif berarti semua infeksi paru-paru dan juga serangan jantung ini adalah penyebab dari adanya TBC," ucap Nadia yang dikutip dari Kompas.com.
Nadia mengatakan, apabila ayahnya tak mengidap TBC, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari indikasi adanya penyakit lain yang diderita Ekki Soekarno.
Nadia mengungkapkan, ayahnya tak hanya terindikasi infeksi paru-paru, tetapi juga mengalami serangan jantung.
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak.
Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Pada tubuh manusia, paru-paru berperan pada sistem pernapasan dan berhubungan dengan sistem peredaran darah.
Paru-paru berfungsi menukarkan oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
Dikutip dari dari lung.org, pneumonia disebabkan bakteri, virus, atau jamur.
Infeksi paru-paru membuat kantung udara paru-paru meradang dan terisi dengan cairan atau nanah.
Hal ini mengakibatkan oksigen yang dihirup sulit masuk ke aliran darah.
Gejala yang muncul dari level ringan hingga berat, termasuk batuk, demam, kedinginan, dan sulit bernapas.
Penyebaran penyakit ini sering terjadi lewat batuk, bersin, menyentuh, dan mereka yang tak menunjukkan gejala ini juga dapat menyebarkan penyakit pneumonia.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi seberapa serius suatu kasus pneumonia, seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi paru-paru, usia penderita, dan kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Penyakit ini dapat menyerang segala umur, termasuk bayi, anak kecil, orang tua di atas 65 tahun, dan seseorang yang mempunyai masalah kesehatan akan berisiko lebih tinggi.
Bayi dan anak-anak berusia dua tahun atau lebih risikonya bisa lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh belum berkembang sepenuhnya.
Mereka yang berusia 65 tahun ke atas juga memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh kurang mampu melawan infeksi.
Sebagian besar kasus pneumonia dapat diobati, walau membutuhkan waktu untuk pulih seutuhnya.
Di Amerika Serikat, puluhan ribu orang meninggal akibat penyakit pneumonia setiap tahunnya, dengan sebagian besarnya merupakan orang berusia di atas 65 tahun.
Kebiasaan dan perilaku seperti merokok dan penyalahgunaan narkoba dan alkohol, meningkatkan risiko pneumonia.
Paparan bahan kimia tertentu, seperti polutan atau asap beracun, termasuk asap rokok juga menjadi faktor risiko yang disebabkan oleh lingkungan sekitar.
Faktor lainnya adalah risiko kondisi medis.
Masih menurut lung.org, faktor kondisi medis antara lain penyakit paru-paru kronis seperti COPD, bronkiektasis, atau fibrosis kistik.
Selain itu faktor penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit sel sabit.
Kesulitan menelan karena stroke, demensia, penyakit Parkinson atau kondisi neurologis lain yang dapat mengakibatkan aspirasi makanan, muntah, atau air liur ke dalam paru-paru yang kemudian menjadi terinfeksi.
Infeksi pernapasan virus, seperti pilek, radang tenggorokan, influenza, dan lainnya juga bisa membuat faktor pemicu infeksi paru-paru. (*)