Berniat Maju Jadi Bakal Calon Kepala Daerah, Pengusaha Katering yang Pernah Becita-cita Jadi Guru Ini Disebut Kalah Populer Dibanding Didi Kempot 'Godfather of Broken Heart'

Minggu, 03 November 2019 | 11:00
Kolase WIKEN.ID

Berniat Maju Jadi Bakal Calon Kepala Daerah, Pengusaha Katering yang Pernah Becita-cita Jadi Guru Ini Disebut Kalah Populer Dibanding Didi Kempot 'Godfather of Broken Heart'

WIKEN.ID - Pilkada Kota Solo yang baru akan digelar pada tahun 2020 menjadi sorotan publik setelah kabar pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

Ayah dari Jan Ethes ini dikabarkan hendak mengikuti kontestasi politik tersebut.

Gibran Rakabuming semakin memantapkan keinginannya untuk maju sebagai calon wali kotya.

Dilansir Kompas.com, kakak dari Kaesang ini mengaku sedang menunggu rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan agar dirinya dapat ikut berkontestasi.

"Tinggal nunggu hasil rekomendasinya (dari DPP PDI-P). Nanti..nanti...," ujar Gibran saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (21/10).

Gibran diketahui memutuskan maju di Pilkada Solo melalui DPP PDI-P.

Baca Juga: Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling di Tengah Teriknya Hari, Gajah ini Mati Mengenaskan

Gibran mengaku sudah berkonsultasi dengan politisi senior PDI-P di Jakarta terkait keinginannya maju di Pilkada Solo 2020.

Selain dikenal sebagai anak orang nomor satu di Indonesia, Gibran dikenal sebagai pengusaha sukses.

Namun, siapa sangka cita-cita Gibran sewaktu kecil bukan jadi pengusaha atau bahkan politisi.

Meskipun nama Gibran cukup populer setelah dikenal sebagai anak presiden RI, pemilik usaha katering ini disebut-sebut kalah populer.

Bahkan, ia dinilai kurang populer jika dibandingkan Godfather of Broken Heart, Didi Kempot.

Dalam video yang diunggah Raffi Ahmad dalam kanal YouTube-nya, Gibran bersama Kaesang sempat diwawancarai oleh ayah Rafathar itu.

Tak hanya itu, ada juga Chef Arnold yang turut diwawancarai Raffi.

Raffi bertanya apakah cita-cita ketiganya ketika kecil.“Jadi chef,” jawab Kaesang.“Beneran jadi chef? Berarti bisa masak sekarang?” tanya Raffi Ahmad.“Enggak,” jawab Kaesang.

tribunnews

Gibran dan Kaesang buka restoran bareng Chef Arnold

Baca Juga: Bukan Ivan Gunawan atau Shaheer Sheikh, Denny Darko Ramalkan Ayu Ting Ting Naik Pelaminan Tahun Depan dengan Pria Baru di Hidupnya“Gue jujur, presiden, loh dulu kan TK pas masih kecil, kan orang-orang pilot, astronot, presiden,” kata Chef Arnold.“Guru,” jawab Gibran Rakabuming.Ditanya apakah Gibran ingin menjadi politisi, Gibran malah berkata Kaesang yang setelah lulus kuliah ingin mencalonkan diri menjadi sesuatu, tapi ia tidak pernah jujur kepada media.

Meskipun nama Gibran kini cukup populer di kalangan masyarakat, ia justru dinilai kalah populer dari Didi Kempot.

Hal tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio.

Menurutnya, Gibran memiliki hal untuk mengajukan diri sebagai Bakal Calon Wali Kota SoloHendri Satrio menilai Gibran memiliki peluang untuk menang saat maju di Pilkada Solo 2020.Sebagai anak Presiden Jokowi, Gibran mendapatkan nilai lebih di masyarakat,Namun, Gibran bisa kalah jika melawan sosok populer di Solo atau sosok yang lebih populer daripada dirinya.Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi ini mencontohkan musisi Didi Kempot, yang juga berasal dari Solo dan sangat populer di kalangan masyarakat.

Kompas.com
Kompas

Gibran Rakabuming, putra Joko Widodo saat menghampiri kediaman Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Sempat Jadi Tukang Sampah Sebelum Sukses Hingga Miliki Dua Istri, Komedian Ini Ungkap Rahasia Rumah Tangganya Hingga Impiannya Ingin Tinggal Satu Atap "Karena itu, jika ditanya apakah bisa kalah ? Ya bisa. Oleh siapa? Tokoh yang populer, siapa itu? Didi Kempot misalnya," kata Hendri.Prediksi tersebut bisa terjadi karena sikap antitesis masyarakat yang kecewa dengan kecenderungan polidik dinasti keluarga Jokowi."Bisa jadi kekecewaan orang Solo terhadap adanya politik dinasti ini lalu diarahkannya ke tokoh lain, misalnya nanti Didi Kempot. Orang kan berpikir, 'Ketimbang saya malas (memilih), ya sudah saya pilih Didi Kempot saja sekalian', kan bisa jadi begitu, " tambah Hendri Satrio. (*)

Editor : Rebi

Baca Lainnya