Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling di Tengah Teriknya Hari, Gajah ini Mati Mengenaskan

Sabtu, 02 November 2019 | 18:20
Moving Animals, Ape Rata

Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling Jalan, Gajah ini Mati Mengenaskan

WIKEN.ID -Seekor gajah remaja telah mati karena kelelahan setelah memberikan tumpangan wisatawan pulang-pergi dalam panasnya cuaca di Sri Lanka.

Gajah, bernama Kanakota, pingsan setelah terus berjalan dengan kaki dibelenggu sambil membawa kursi yang berat dan menyakitkan di punggungnya.

Dia berada di bawah ancaman konstan dari bullhook tajam atau senjata seperti tombak yang digunakan pawang untuk mengendalikan hewan liar.

Baca Juga: Setelah 22 Tahun Terpisah, Gajah Sirkus yang Telah Diselamatkan Ini Berhasil Disatukan Kembali

Para pegiat mengatakan kematian ini sepenuhnya dapat dicegah pada gajah berusia 18 tahun.

Karena mereka masih remaja harusnya menjadi peringatan bagi orang-orang untuk tidak mengendarai gajah.

Baca Juga: Gajah Kerdil Ditemukan Meninggal di Perkebunan, Ada Satu Luka Tembak di Pantat dan Gadingnya Hilang

Kanakota, seorang jantan, telah menghabiskan empat tahun terakhir memberikan tumpangan di sepanjang jalan-jalan Sigirya yang sibuk.

Moving Animals

Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling Jalan, Gajah ini Mati Mengenaskan

Ia akan berjalan di samping lalu lintas yang sibuk.

Untuk masing-masing gajah dikenakan biaya sekitar $ 30, wisatawan akan dibawa ke benteng batu kuno dalam perjalanan yang berlangsung hingga satu jam.

Baca Juga: Sulit Bertahan Hidup Tanpa Induk, Bayi-bayi Gajah Ini Dapat Kasih Sayang dari Burung Unta, Mirip Anak Asuh!

Penduduk setempat yang menyaksikan beberapa jam kejadian tragis itu mengatakan Kanakota melakukan tiga perjalanan dalam satu hari setelah parade yang melelahkan malam sebelumnya.

Saat akan perjalanan yang keempat, yang terjadi pada 16 Oktober, ia menolak untuk pindah.

Para turis dikawal keluar dari kursi, lalu Kanakota berbaring dan dengan sedih tidak pernah bangun.

Baca Juga: Demi Menyelamatkan Anaknya yang Masih Bayi, Kawanan 11 Gajah Meninggal Dunia Jatuh Terjun di Air Terjun

Investigasi telah diluncurkan dan sementara tidak ada penyebab resmi kematian, para pegiat mengatakan gajah itu mati karena kelelahan.

Di alam liar, gajah Asia hidup sampai usia rata-rata 60 tahun.

Kematian itu muncul ketika rekaman yang memilukan muncul dari gajah-gajah yang membawa turis naik-turun di jalan-jalan Sigirya yang merupakan rute reguler Kanakota.

Baca Juga: Pro Kontra Perdagangan Gading Gajah, Upaya Konservasi Terhadap Kepunahan Hatitat

Kaki mereka dirantai dan pegiat kesejahteraan hewan mengatakan telapak kaki mereka sering lelah dengan berjalan di jalan yang kasar.

Moving Animals

Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling Jalan, Gajah ini Mati Mengenaskan

Menurut para ahli, keluarga atau pasangan akan duduk telentang di kursi yang menyebabkan kerusakan tulang belakang gajah.

Baca Juga: Baru Pertama Kalinya, Kebun Teh untuk Konservasi Gajah, Telah Mendapatkan Sertifikasi Rawah Hewan

Paul Healey, dari organisasi kesejahteraan hewan Moving Animals, mengabadikan pemandangan di Sri Lanka.

Dia mengatakan, kematian gajah yang tragis dan kejam ini sepenuhnya dapat dicegah.

Sampai turis menolak untuk menunggang gajah, lebih banyak dari raksasa lembut ini akan terus menderita dan pingsan karena kelelahan.

Baca Juga: Kawanan Gajah Datangi Situs Kerajaan Sriwijaya, Memakan Tanaman di Kebun Warga

Aktivis dan pecinta hewan Sri Lanka telah berkampanye tanpa lelah untuk memberlakukan undang-undang kesejahteraan hewan ini yang pada akhirnya akan mengubah undang-undang dan menawarkan perlindungan kepada hewan yang sangat mereka butuhkan.

"Kami mendesak para wisatawan untuk tidak pernah naik gajah, dan menyerukan pemerintah Sri Lanka untuk membuat RUU Kesejahteraan Hewan yang baru yang pada akhirnya akan menawarkan perlindungan terhadap serangkaian hewan dan satwa liar yang menakjubkan di negara itu." dalam tuntutannya.

Baca Juga: Gajah Kerdil Ditemukan dengan 70 Luka Tembak, Jasadnya Mengambang dan Terikat di Pinggir Sungai

Undang-undang kesejahteraan hewan di Sri Lanka belum diperbarui sejak 1907, ketika negara itu berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris.

Ini tumbuh sebagai tujuan wisata populer dan pegiat mengatakan hukum saat ini tidak memadai.

Mereka telah meminta Sri Lanka untuk memberlakukan RUU Kesejahteraan Hewan, yang menerima persetujuan Kabinet lebih dari tiga tahun lalu.

Baca Juga: Diambil dari Alam Liar Sejak Bayi dan Dijadikan Hewan Sirkus, Gajah Ini Akhirnya Diselamatkan Setelah 50 Tahun Kesepian dan Menderita

Saat ini siapa pun yang dinyatakan bersalah atas kekejaman terhadap hewan biasanya mendapat denda hanya 100 rupee.

RUU itu akan menggantikan undang-undang yang berusia 112 tahun, menambah hukuman dan memperkenalkan aturan bahwa pemilik memiliki kewajiban merawat hewan-hewan mereka.

Baca Juga: Gajah-gajah Selalu Berbaris untuk Memeluk Wanita Ini, Alasannya Bikin Terharu!

(Mega Khaerani)

Editor : Agnes