WIKEN.ID - Sungguh pedih nasib wanita berumur 44 tahun ini.
Wanita yang berinisial RW harus merenungi nasib selepas suaminya, Nopi, dijadikan buronan oleh polisi karena terlibat pembunuhan keji dan sadis.
Nopi merupakan tersangka yang terlibat pembunuhan Apriyanita, PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang.
Aprianita ditemukan tewas mengenaskan di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dengan tubuh dicor, Jumat (25/201/2019).
Aprianita tewas setelah dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50), Ilyas (26) dan Nopi alias Aci yang masih berstatus DPO.
Baca Juga: Selama 50 Tahun Akhirnya Rumah Bekas Pembunuhan Ini Berhasil Terjual, Harganya Tak Masuk Akal!
Anaknya paling besar berusia 17 tahun sedangkan bungsu berusia 10 tahun.
"Saya pasrah saja, tidak tahu bagaimana selanjutnya. Cuma berharap dikasih kesehatan supaya bisa terus mengurus dan membesarkan anak-anak," kata R yang dikutip dari ditemui Tribunsumsel.com.
Sehari-harinya istri buronan pelaku pembunuhan ini menjadi salah satu penjual bunga di kawasan TPU Kandang Kawat.
Sedangkan suaminya bekerja serabutan di kawasan pemakan tersebut, kadang menjadi tukang gali kubur atau kadang jadi tukang pembersih makan apabila ada permintaan.
Penghasilan yang didapat keduanya pun tak menentu dan pas-pasan.
"Kami menikah sejak tahun 2001 dan kerjanya sama-sama di sini. Saya jualan, suami serabutan," ucapnya.
Keterpurukan RW semakin dirasa dengan adanya kanker serviks stadium 3 B yang dideritanya sejak tahun 2015.
Meskipun kondisinya kini berangsur membaik karena menjalani rawat jalan namun RW juga mengkhawatirkan nasib masa depan anak-anaknya.
"Dengan adanya kejadian ini bukan cuma saya, tapi anak-anak juga terpukul. Itulah kenapa saya tidak ingin terlalu banyak ngomong. Takut drop, susah kalau seperti itu. Bagaimana nasib anak-anak nanti," kata RW yang meneteskan air mata.
"Sejak bapaknya terlibat kasus ini, dia yang jadi tulang punggung keluarga," kata RW dengan raut sedih sembari menunjuk ke arah T yang merupakan anak sulung.
Sebagai seorang ibu, RW mengaku batinnya tak kuasa melihat anaknya yang sudah harus menanggung beban keluarga.
Belum lagi omongan dari orang sekitar, semakin membuat keluarganya merasa terpuruk.
"Terakhir kali kami ketemu sama bapak hari Minggu tanggal 20 Oktober. Setelah itu tidak tahu lagi kemana. Soalnya bapak memang sering keluar rumah dan tidak bilang mau kemana. Sudah kami jelaskan juga ke polisi kalau kami tidak tahu dimana keberadaannya. Mau cari juga tidak tahu kemana," ujarnya. (*)Baca Juga: Wanita Dalang Pembunuhan Suami dan Anak Tiri Akhirnya Terungkap, Ternyata Inilah Peran Sang Istri Tua