WIKEN.ID -Aktivis perubahan iklim, Greta Thunberg memiliki nama baru untuk makhluk kecil yang baru ditemukan.
Satu spesies kumbang kecil telah dinamai Nelloptodes Gretae.
Itu dilakukan untuk menghormati juru kampanye Swedia yang masih berusia 16 tahun.
Baca Juga: Lynx, Kucing Berbulu Tebal yang Spesiesnya Terancam Hampir Punah
Pemilihan nama itu didasarkan atas kontribusinya yang luar biasa untuk meningkatkan kesadaran global.
Kumbang yang tidak memiliki mata atau sayap, berukuran kurang dari 1 mm dan milik keluarga Ptiliidae, merupakan kumbang terkecil di dunia.
Kumbang itu telah berada di museum Sejarah Alam London sejak 1978.
Tetapi tidak ada yang menyadari itu merupakan spesies baru.
Sampai akhirnya, Dr. Michael Darby datang melihatnya baru-baru ini.
Baca Juga: Sering Diabaikan karena Dianggap Jelek, Stumpy si Naga Berjanggut Cari Rumah dan Pemilik Baru
Dr. Darby yang merupakan rekan ilmiah di Natural History Museum, mengatakan, dirinya memilih nama ini karena saya sangat terkesan dengan karya juru kampanye muda ini.
"Saya ingin mengakui kontribusinya yang luar biasa dalam meningkatkan kesadaran akan masalah lingkungan." ucapnya.
Kumbang ini pertama kali ditemukan pada tahun 1965 di Nairobi, Kenya oleh naturalis Inggris, Dr. William C Block.
Setelah ditemukan, kumbang itu disumbangkan ke Museum Sejarah Alam pada tahun 1978.
Oleh Dr. Darby, kumbang itu ditemukan ketika ia mempelajari Spirit Collection di museum tersebut.
Dr. Max Barclay, kurator senior yang bertanggung jawab atas Coleoptera di Museum Sejarah Alam, mengatakan, nama kumbang ini sangat pedih karena kemungkinan bahwa spesies yang belum ditemukan hilang setiap saat.
Bahkan, sebelum para ilmuwan menamai mereka, karena hilangnya keanekaragaman hayati.
"Jadi pantas untuk menyebutkan salah satu penemuan terbaru. Setelah seseorang yang telah bekerja begitu keras untuk memperjuangkan dunia alami dan melindungi spesies yang rentan." ucapnya.
Kumbang ini telah ditampilkan dalam majalah bulanan jurnal Entomolog.
Nama itu diambil dari seorang aktivis muda, yang dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2019.
Saat ini ia tinggal di Amerika Serikat meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim.
Berawal dari seorang anak berusia 15 tahun, ia telah menginspirasi pemogokan sekolah dan protes besar-besaran di seluruh dunia.(*)
(Mega Khaerani)