Tersebar Foto-foto Penyiksaan Anjing Pemburu yang Mati du Laboratorium, Diduda Dijadikan Bahan Uji Hingga Mulutnya Dimasuki Pipa Besi

Rabu, 23 Oktober 2019 | 10:45
YouTube

Ilustrasi anjing

WIKEN.ID -Penyelidikan yang dilakukan dengan tindakan penyamaran berhasil menemukan fakta yang mengejutkan.

Dalam penyelidikan itu telah ditemukan puluhan anjing pemburu yang perlahan-lahan sekarat di kandang dengan kondisi berlumuran darah.

Mereka diduga ditahan di sebuah laboratorium di Jerman.

Sebuah rekaman video berhasil dibuat oleh aktivis hak-hak binatang.

Dalam rekaman video tersebut terlihat anjing-anjing mengibas-ngibaskan ekor mereka dan menempatkan hidung mereka melalui jeruji logam.

Tampaknya sangat membutuhkan perhatian manusia.

Baca Juga: Demi Bisa Pulang dan Kembali ke Pemiliknya, Anjing Ini Rela Tempuh Perjalanan Jauh Hingga Ribuan Kilometer

Di sisi yang lain, terlihat anjing berbaring tak bergerak dalam genangan darah.

Menurut Cruelty Free International (CFI) dan organisasi Jerman, Soko Tierschutz, anjing pemburu itu diduga menjadi sasaran tes toksisitas di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi (LPT) dekat Hamburg.

Anjing kecil itu dilaporkan dimasuki pipa melalui mulut turun ke tenggorokan mereka.

Lewat pipa omo mereka diberi zat untuk dimakan dan dibiarkan menderita hingga berdarah.

Baca Juga: Jalin Persahabatan yang Tak Biasa, Ikatan Monyet dan Anjing Ini Sangat Erat Seperti Ibu dan Anak

Cruelty Free International and SOKO Tierschutz

Anjing Pemburu Perlahan-Lahan mati di Laboratorium di Jerman

Cruelty Free International and SOKO Tierschutz

Anjing Pemburu Perlahan-Lahan mati di Laboratorium di Jerman

Teknisi laboratorium diduga akan menguji dan mengukur efek kadara toksik dan menilai dosis aman bagi manusia.

Efek dari tes mengerikan ini di antaranya perdarahan internal dan eksternal, muntah, masalah pernapasan, kegagalan organ, hingga kematian.

Seorang aktivis dengan Soko Tierschutz dilaporkan memperoleh akses ke laboratorium dengan melamar bekerja pada saat musim gugur 2018.

"Hewan-hewan itu bahkan masih mengibas-ngibaskan ekor mereka ketika mereka dibawa untuk dibunuh, anjing-anjing sangat membutuhkan kontak manusia." ucap Friedrich Mülln dari Soko Tierschutz

Baca Juga: Dibumbui Perselingkuhan dan Kekerasan Berujung Visum, Ini yang Dilakukan Hotman Paris Kala Teringat Kisah Cinta Masa Lalunya Bersama Artis Cantik Ini

Investigasi juga menemukan foto-foto monyet kecil yang diikat di kursi yang menempel di dinding.

Terlihat juga kepala mereka dibungkus kertas logam ketika mereka berusaha mati-matian untuk melarikan diri.

Menurut aktivis yang menyamar itu, hewan-hewan itu diperlakukan dengan kekerasan yang dilakukan oleh para pekerja, bukan penjaga hewan terlatih.

Perlakuan mengerikan terhadap hewan yang diduga di laboratorium Jerman ini telah memicu seruan untuk perubahan undang-undang di UE dan Inggris.

Baca Juga: Demi Hibur Istrinya yang Kecewa Karena Gagal Foto Maternity, Pria Ini Tak Disangka Rela Lakukan Hal Ini untuk Gantikan Istrinya

Cruelty Free International / CEN

Anjing Pemburu Perlahan-Lahan mati di Laboratorium di Jerman

Awal pertengahan bulan Oktober 2019, otoritas veteriner Landkreis Harburg di Jerman utara mengumumkan akan menindak terhadap laboratorium LPT atas dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan.

Berita itu disambut baik oleh Dr Katy Taylor dari CFI.

Tetapi dia memperingatkan bahwa hal itu tidak cukup jauh untuk melindungi hewan.

"Video-Video dan bukti kami menunjukkan kekejaman dan pelanggaran hukum yang kami yakini berarti bahwa LPT harus segera dihilangkan otorisasinya untuk melakukan eksperimen hewan dan fasilitas itu harus ditutup," katanya.

Ia juga menambahkan, CFI juga percaya bahwa sebagai prioritas, investigasi independen harus dilakukan untuk memastikan bahwa kegagalan serupa di laboratorium hewan lainnya seperti di Lower Saxony.

LPT mempekerjakan 175 orang dan merupakan salah satu dari laboratorium swasta terbesar di Jerman. (*) (Mega Khaerani)

Baca Juga: Terpopuler, Viral Video Harga Mie Instan Rp 300 Ribu Hingga Penyiksaan Burung Emu Hingga Bulunya Botak

Editor : Alfa