WIKEN.ID - Sebagian besar orang berolahraga demi mendapatkan tubuh yang sehat.
Namun, bagaimana jadinya jika olahraga justru membuat seseorang menjadi sakit?
Inilah yang dialami seorang pria bernama Mohd Azrizal Aziz atau Ejai Aziz.
Setelah berolahraga, pria yang merupakan vokalis band Azzara ini justru mengalami kondisi yang tak diinginkan banyak orang.
Ejai Aziz mengalami hilang ingatan secara tiba-tiba.
Ia menjadi tak bisa mengingat atau mengenali orang-orang terdekatnya seperti teman dan keluarganya.
Ejai mengalami hilang ingatan justru setelah bermain futsal.
Bagi mereka yang sering olahraga, cedera adalah kejadian umum yang sering dialami.
Namun, jika cedera itu mengenai kepala, akibatnya bisa menjadi sangat fatal.
Untuk itu, olahraga harus dilakukan dengan hati-hati, terutama agar menghindari akibat fatal dari cedera.
Nasib nahas menimpa Ejai ketika ia bermain futsal pada Minggu, (13/10) malam.
Malam itu, dia terpeleset dan jatuh yang membuat kepalanya terbentur lantai.
Ia kemudian langsung dikirim ke Rumah Sakit Sungai Buloh, Malaysia.
Salah satu teman Ejai yang juga merupakan anggota band memberi tahu mStar bahwa dokter mengatakan temannya mengalami pendarahan di kepalanya.
Pendarahan terjadi ketika dia sedang dibawa ke rumah sakit.
Dokter juga mengatakan bahwa Ejai dipastikan menderita gegar otak.
Gegar otak ini menyebabkan dia kehilangan ingatan ketika dia tiba-tiba tidak bisa mengingat atau mengenali orang-orang terdekatnya seperti teman dan keluarganya.Akibatnya, band ini harus membatalkan beberapa pertunjukan karena Ejai perlu istirahat.
Ejai masih dalam pengamatan dan belum ada kabar tentang kondisinya sejauh ini.
Namun, band telah memposting foto vokalis di akun Instagram resmi mereka meminta orang untuk berdoa agar Ejai dapat pulih dengan cepat.
Baca Juga: Tak Lagi Follow Instagram Presenter yang Acaranya Sempat Ditegur KPI, Artis Sensasional Ini Mengaku Tak Suka Kebanyakan Gimmick, 'Hidupnya Semua Settingan'Mayo Clinic mengatakan bahwa amnesia adalah salah satu gejala gegar otak dan biasanya, gejala-gejala ini bersifat sementara.
Mereka menyarankan bahwa yang terbaik bagi pasien adalah istirahat dengan baik sehingga trauma otak mereka dapat disembuhkan sepenuhnya sebelum kembali berkegiatan secara aktif. (*)