WIKEN.ID - Maia Estianty, mantan istri Ahmad Dhani, selalu tampil cantik.
Maia Estianty menyadari, usianya sudah tak muda lagi, namun ada saja yang memuji kecantikan kulit wajahnya.
Bahkan setelah bercerai dengan Ahmad Dhani pada tanggal 23 September 2008, penampilan Maia Estianty selalu memukau.
Ternyata untuk menjaga penampilannya, Maia Estianty sudah lama melakukan perawatan wajah sehingga ia selalu tampil cantik.
“Selama ini orang bertanya-tanya, umur sudah tak muda lagi tapi masih kencang saja, ya. Rahasianya apa, sih? Yang pasti bukan karena operasi, tapi perawatan. Dulu, muka aku agak kendur, tapi sekarang kencang lagi setelah melakukan 3D treatment ini,” ungkap Maia Estianty yang dikutip dari Tabloid NOVA edisi 1356.
Rupanya, setiap setahun sekali ibu tiga putra ini rutin melakukan perawatan dengan cara yang disebutnya 3D treatment.
Meski prosesnya terasa sakit, ia mengaku kecanduan melakukan perawatan wajah lantaran ingin selalu tampil menawan.
Kulit wajah tetap mulus, lentur, dan bebas kerutan di segala usia, tentu menjadi impian semua perempuan.
Tak heran, banyak yang melakukan berbagai cara untuk mencapainya dari penggunaan beragam kosmetik hingga terapi medis.
Hal itu jugalah yang memotivasi musisi serba bisa Maia Estianty rutin melakukan perawatan agar wajahnya tetap kencang dan bercahaya.
Maia Estianty pun meminta jasa seorang dokter ahli kecantikan untuk ke rumahnya untuk membantunya menghilangkan kerutan yang mulai muncul, mengencangkan kulit, serta memperbaiki kontur wajahnya melalui terapi nonbedah yang disebut 3D treatment.
Saat perawatan, Maia Estianty berbaring senyaman mungkin, sementara sang dokter menyiapkan peralatannya.
Di antaranya jarum suntik berisi cairan pemati rasa dan lima buah jarum suntik higienis lainnya sepanjang 6 cm siap pakai.
Terapi diawali dengan menyuntikkan cairan pemati rasa atau bius lokal di beberapa bagian di pipi Maia.
Saat akan memasukkan jarum ke kulit pipi Maia, sang dokter memberitahu, jarum itu akan menimbulkan rasa sakit.
Maia pun buru-buru mengambil ponselnya.
“Untuk mengalihkan perhatian saja. Bisajuga sambil zikir,” jelas Maia santai.
Satu demi satu jarum itu dimasukkan ke bawah kulit pipi kiri dan kanan Maia Estianty.
Menurut Maia, saat pipinya ditusuk dan dimasuki jarum, tentu saja rasanya sakit.
“Tapi sakitnya tidak seberapa, karena sebelumnya, kan, sudah dibius lokal,” ujar Maia yang mengaku mulai melakukan tindakan ini sejak 2008 dan melakukannya hanya sekali dalamsetahun.
“Awalnya memang ngeri. Terbayang, kan, wajah ditusuk-tusuk? Mungkin ada 20 kali ditusuk-tusuk, sudah seperti main debus. Tapi hanya sekilas saja, kok sakitnya, enggak seperti dioperasi yang bisa ber- hari-hari (sakitnya),” katanya lagi.
Maia Estianty pun menyanggah tujuannya mempercantik diri bukanlah demi mendapatkan jodoh.
“Enggak lah. Perempuan, kan, paling suka ngaca. Kalau pas ngaca terlihat ada ke- rutan, wah, itu artinya aku harus treatment lagi. Jadi aku melakukan ini bukan buat orang lain, melainkan buat aku sendiri. Demi kepuasan batin. Tapi kalau ada lelaki yang tertarik, ya, otomatis. Benar juga, kan?” kilah Maia sambil tersenyum.
Pada dasarnya postur dan wajah Maia Estianty sudah ideal, namun akibat pekerjaan dan persoalan pribadi yang kala itu menghadapi perceraian terbawa ke alam pikiran, membuat kulit wajahnya ikut berubah.
“Kalau muncul di televisi, kan, dituntut harus tampil menarik, sehingga perlu dilakukan terapi,” kata sang dokter seraya diamini Maia yang mengaku beberapa tahun terakhir ini berat badannya turun cukup drastis.
Penurunan berat badan itu rupanya menyebabkan kelenturan kulit wajahnya jadi berkurang.
“Saat ini aku memang kurus, beratku turun dua kilogram, akhirnya kulit jadi kendur. Mulai terlihat ada garis kerutan di sana-sini,” ujar Maia sambil menunjuk bagian dahi dan leher.
“3D treatment ini merupakan terapi pertama di tahun 2014,” ujar Maia Estianty.
Setelah beberapa kali melakukan 3D treatment, Maia Estianty pun lama-kelamaan dapat memaklumi rasa sakit yang dirasakannya.
“Ya, beauty is pain. Kalau mau cantik, harus bersakit-sakit dulu. Tapi enggak cuma perempuan, kok, laki-laki juga banyak yang melakukan ini. Yang namanya umur, kan, enggak bisa dila- wan,” tukas Maia Estianty.
Kendati harus menahan rasa sakit tiap kali melakukan perawatan wajah, namun Maia Estianty mengaku tak pernah kapok, apalagi bila sudah melihat hasil dan manfaatnya.
“Sebenarnya kapok juga, tapi aku sudah kecanduan. Bukan karena obatnya, tapi memang pengin cantik terus. Ibarat makan cabai, pedas tapi enggak pernah kapok makannya, kan? Malah pengin lagi dan lagi,” tuturnya.
Selama beberapa tahun melakukan 3D treatment, Maia Estianty mengaku, tak mengalami efek samping negatif, selain wajahnya tampil lebih baik.
“Pantangan enggak ada. Tak ada efek samping. Natural saja. Kalau pun ada, biayanya saja yang mungkin bikin kapok,” ujar Maia Estianty. (*)