WIKEN.ID - Seorang bayi prematur mungil yang beratnya hanya sekitar 0,7 kg terlahir dengan kondisi yang memprihatinkan.
Ia terlahir 4 bulan lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Kini, Haris Mockbill, bayi yang berumur 24 minggu berkembang dengan sehat.
Bayi prematur ini mengalami gangguan paru-parunya sehingga menderita penyakit paru-paru kronis.
Ia pun tak bisa bernapas sendiri dan harus dibantu dengan beragam peralatan.
Tubuh mungil bayi prematur ini harus dibungkus dengan pelapis khusus agar tubuhnya tetap hangat.
Dua minggu setelah lahir, orang tuanya menerima pemberitahuan dari dokter bahwa umur anaknya tak akan panjang.
Kedua orang tuanya, Ellie Barr (28) dan Hassan Mockbill (31) pun telah mempersiapkan diri untuk hal terburuk jika upaya terakhir dari dokter tak membuahkan hasil untuk menyelamatkan hidup bayi mereka.
Haris Mockbill yang sekarang berusia satu tahun, memiliki berat yang bertambah.
"Kami diberitahu bahwa kami akan kehilangan dia. Dia benar-benar berjuang untuk bernapas dan tubuhnya akan meninggal. Saya mencoba berpegang teguh pada harapan tetapi dokter mengatakan sebagian besar bahwa bayi yang kondisinya seperti anak saya tidak akan berhasil," ujar Elle yang dikutip dari Metro.uk.
"Ketika dia melewati masa sulit kita tidak bisa mempercayai perkataan dokter. Kami membelikannya gaun dan topi kecil. Dia terlihat sangat imut dan itu adalah kenangan khusus bagi kita hingga sekarang," ujar Elle, warga Birmingham, Ingrgis.
Haris dirawat hingga tiga belas minggu di unit perawatan intensif bayi (NICU) di Heartlands Hospital di Birmingham.
Saat hamil anknya, Ellie sering mengalami pendarahan hebat dan diawasi ketat oleh dokter kandungannya.
Pada tanggal 7 Juli 2018, Elle dirawat di rumah sakit dengan pendarahan lebih berat.
Dua hari setelahnya, atau pada tanggal 9 Juli 2018, Haris lahir dengan berat 0,750 kg.
Ellie, yang juga memiliki putra berusia dua tahun, Elias, mengatakan bahwa kelahirannya benar-benar membuat traumatis.
"Beruntung kami berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Kami tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak," ujarnya.
Haris lalu dibawa ke NICU segera setelah kelahiran anak karena kondisi paru-parunya belum sepenuhnya terbentuk.
Pada usia dua minggu kondisinya memburuk ketika paru-parunya berisi cairan.
Baca Juga: Hanya Karena Tak Berhenti Menangis, Empat Gadis Remaja Tega Siksa Bayi Sampai Meninggal
Dokter memberi tahu ke Ellie dan Hassan bahwa meskipun upaya terbaik mereka, pertolongan Haris tidak mungkin berhasil.
"Kita semua mengucapkan selamat tinggal. Kondisi itu adalah hal terburuk yang pernah saya alami. Saya benar-benar berjuang karena saya bisa melihat dia berjuang untuk hidup. Saya juga ingin berjuang untuknya," ujarnya.
Pada tanggal 25 Juli, atau 16 hari setelah kelahirannya, Haris menuju gerbang kematiannya karena dokter memberinya steroid dengan dosis kuat.
Dokter mengatakan jika ada pendarahan di otak sehingga kemungkinan Haris tumbuh dengan kondisi cacat.
Baca Juga: Divonis Tak Bisa Punya Bayi, Wanita Ini Terkejut Tiba-tiba Melahirkan Tanpa Tahu Dirinya Hamil
Haris akhirnya keluar dari rumah sakit pada 11 Oktober 2018 tahun lalu dan merayakan ulang tahun pertamanya di tahun ini dengan dengan pesta yang meriah di rumah.
Ellie mengatakan jika anaknya berhasil berjuang melawan sakitnya.
Ellie bersama suaminya pun melakukan kampanye untuk Hari Prematur Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 17 November.
Mereka berharap untuk meningkatkan kesadaran akan kesulitan mengasuh bayi prematur.
Setiap tahunnya, dunia merayakan Hari Prematur, hari yang diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan berbagai risiko kesehatan yang disebabkan oleh kelahiran prematur.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kelahiran prematur sebagai kelahiran yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan.
Kelahiran prematur berdampak pada buruknya kualitas hidup bayi.
Dalam lembar fakta WHO yang diperbaharui pada Februari 2018 mencatat 15 juta bayi diperkirakan lahir secara prematur dalam setiap tahunnya.
Di dunia, tingkat kelahiran prematur berkisar di antara 5-18 persen dari keseluruhan angka kelahiran bayi. (*)