WIKEN.ID - Bukan hal sulit untuk terjebak dalam gaya hidup sedentari yang membuat orang menjadi malas gerak.
Terlebih, banyak profesi yang menuntut orang untuk tetap duduk di meja selama berjam-jam demi mengerjakan tugasnya.
Mereka yang bekerja selama 8 jam sehari atau lebih di depan komputer merupakan orang-orang yang rentan terjebak dalam gaya hidup ini.
Padahal, gaya hidup sedentari bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
Bahkan, itu bisa membawa pada kematian dini jika kita tidak hati-hati.
Kasus yang terjadi pada pemuda asal Zhejiang, Cina, ini menjadi salah satu contohnya.
Pemuda berusia 21 tahun ini hampir saja meregang nyawa karena terus menerus berada di kamar dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain handphone.
Menurut Sohu, pemuda bernama Ah Wah ini sedang berbaring di tempat tidur pada pukul 11 malam sambil bermain handphone ketika ia tiba-tiba kesulitan bernapas.
Ia merasa tekanan yang cukup besar pada dadanya yang membuat ia menderita dan sulit bernapas.
Ah Wah berjuang untuk bisa bernafas dan beruntungnya teman sekamarnya menyadari kondisi Ah Wah dan memanggil ambulans.
Sekira 10 menit kemudian, ambulans tiba dan membawa Ah Wah yang memiliki berat hampir 90kg ke mobil tersebut.
Setibanya di rumah sakit, Ah Wah kehilangan kesadarannya.
Tim medis menemukan bahwa Ah Wah hilang kesadaran dikarenakan ia menderita henti pernapasan dan jantung.
Mereka kemudian mencoba Resusitasi jantung paru atauCPR selama 10 menit dan dokter lega ketika menyadari jantung Ah Wah kembali berdetak.
Ketika mereka melakukan berbagai tes untuk melihat alasan kenapa Ah Wah tiba-tiba mengalami henti jantung, mereka terkejut menyadari bahwa jantungnya kembali berhenti berdetak.
Spesialis yang memeriksa Ah Wah kemudian menyadari bahwa detak jantungnya sangat tidak menentu dan tekanan darahnya sangat rendah.
Tim medis kemudian berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidup Ah Wah.
Mereka bekerja sepanjang hari untuk memeriksa penyakitnya.
Beberapa orang berani terkena radiasi yang disebabkan oleh peralatan tertentu sementara dokter lain tidak makan sepanjang hari karena mereka bergegas melawan waktu untuk membuatnya tetap hidup.
Akhirnya, mereka menemukan bahwa Ah Wah memiliki banyak gumpalan darah di arteri pulmonalisnya, yang menghalangi saluran keluar jantungnya.
Para dokter segera memberikan obat antikoagulan kepada Ah Wah yang menyelamatkan hidupnya.
Ah Wah akhirnya bangun dan setelah memahami kondisinya, dia meneteskan air mata dan berterima kasih kepada para dokter karena menyelamatkan hidupnya.
Direktur ICU yang bertanggung jawab atas kasus Ah Wah mengatakan bahwa ia menderita emboli paru-paru, yang kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan sedentari dan gaya hidup yang tidak sehat.
Ah Wah ternyata terkilir pergelangan kakinya sebulan yang lalu dan dokter menyarankan dia untuk mengistirahatkan kakinya, dan dia menjadikan ini sebagai alasan untuk tidak bergerak sama sekali. (*)