WIKEN.ID - Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng atas akasi penganiyaan terhadap anak siswa SMP
Sebuah video viral beredar yang menunjukan seorang wanita yang diduga guru tampak sedang menghukum siswanya di depan kelas.
Tampak guru itu sedang menginterogasi beberapa siswanya yang disuruh jongkok di depan.
Yang lebih parah, wanita berkerudung yang diduga guru siswa ini menendang kepala siswa SMP ini.
Video ini direkam oleh salah satu siswa di dalam kelas.
Bahkan rekan-rekannya pun takut untuk membantu dan mencegah penganiayaan terjadi
Menurut informasi dari akun Instagram admin_tante_rempong, kejadian berlangsung di SMPN1 PEKALONGAN , Lampung Timur, pada hari Kamis (26/9/2019).
Sejak video ini diunggah pada hari Jumat (27/92019) jam 10.00 hingga berita ini ditulis, video ini sudah ditonton sekitar 1200 orang.
Video viral ini pun Netizen pun berang dan memberikan komentar.
"Dijewer boleh untuk memberi pelajaran, tapi kalau ditendang gitu meski tidak keras janganlah. Apalagi yang ngelakuin seorang ibu. anak aku dibentak sm ayahnya saja aku jengkel apalagi orang lain, kalau anak itu tidak melakukan hal yg di luar nalar," ujar akun Instgaram @dharma_rakhmat.
Kejadian kekerasan yang menimpa pelajar SMP di Pekalongan juga pernah terjadi dan pelakuknya adalah kakak kelasnya.
Suyati (42) tak kuasa menahan air mata saat dirinya menceritakan tindak kekerasan yang menimpa anaknya, pelajar kelas 7 SMP NU Pajombangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Para pelaku pengeroyokan tersebut melakukan tindakan keji di dalam mushala, lingkungan sekolah tersebut.
Pihak sekolah pun telah abai terhadap jaminan keamanan serta kenyamanan para peserta didiknya, selama di dalam lingkungan sekolah.
“Hati saya sakit melihat video yang tersebar itu. Anak saya seakan diperlakukan seperti binatang. Apa salah anak saya. Sampai sekarang ia tak berani berangkat ke sekolah, trauma,” kata Suyati terbata-bata dan terlihat beberapa kali mengusap air mata yang menetes di wajahnya menggunakan kain.Ia menuturkan, pasca kejadian, anaknya mengalami sesak nafas dan luka lebam di beberapa bagian tubuh.
“Kami kaget melihat kondisi anak itu. Kami bawa ke rumah sakit untuk periksa, dan esok hari masih harus kontrol ke rumah sakit,” jelasnya.
Sayuti mengetahui anaknya menjadi korban kekerasan pada 17 Januari 2019, setelah kakak korban Indah Lestari memberitahu adanya video penganiayaan terhadap anaknya.
“16 Januari 2019 sore, anak saya pulang ke rumah dan baju basah. Saya kira habis bermain sepak bola. Namun ia terlihat lemas dan tertidur di ruang tengah rumah,” paparnya.
Penuturan Sayuti, saat dibangunkan sang anak tidak merespon.
Setelah dicek ternyata sang anak pingsan.
Baca Juga: Nasib Prada DS Diujung Tanduk, Dipecat Dari Satuan TNI dan Dengarkan Vonis Sambil Mengantuk
“Anak saya sempat pingsan seusai kejadian menimpanya. Selang beberapa lama tersadar, dia bahkan belum mau bercerita apa yang telah terjadi hingga membuat dirinya pingsan,” ujarnya.
Sementara itu, Amat Kasirun menambahkan, sang kakak yang mendapat video melalui grup Whatsapp memberitahu kepadanya tindakan kekerasan yang dialami anak keenamnya.
“Anak saya ternyata diancam akan dibunuh oleh kakak kelasnya jika memberitahu kejadian tersebut kepada kami,” kata Kasirun.
Kasirun juga menceritakan, apabila pihak sekolah sudah mengetahui tetapi mencoba menutupi kejadian tersebut.
“Kami diberi Rp 1 juta dan mereka (pihak sekolah) bilang kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kami memang orang tidak mampu, Tetapi apa ada orangtua yang mau anaknya dianiaya lalu dibayar uang,” terangnya.
Kasirun tetap meminta tindakan tegas dari pihak berwajib karena kekerasan yang membuat anaknya trauma dan mengalami luka-luka.
“Kami ingin menempuh jalur hukum, kami akui uang yang diberikan itu sementara kami gunakan untuk berobat anak kami. Uang itu sudah kami siapkan lagi untuk secepatnya dikembalikan ke pihak sekolah,” tambahnya. (*)