WIKEN.ID - Informasi terkait selebriti di Indonesia masih mendominasi sebagai berita terpopuler di Wiken.ID.
Salah satunya adalah berita Rianti Cartwright (34), artis yang kerapmembintangi sejumlah judul film layar lebar, sinetron, FTV, iklan dan model video klip.
Informasi kehidupan pribadi artis cantik ini cukup menarik perhatian.
Rumah tangga dari artis cantik Rianti Cartwright hampir tidak pernah diterpa isu miring.
Padahal, pasangan ini sudah memasuki tahun ke-8 usia pernikahan mereka semenjak mengikat janji suci pada 17 September 2010.
Rianti menikah dengan Alfoncius Nainggolan di Gereja Katerdal Old St Patrick, New York.
Salah satu yang menariknya adalah bagaimana bentuk rumah tinggal Rianti Cartwright yang dihuni bersama suaminya.
Selain itu ada berita tentang bagaimana agen CIA mengintrogasi pelaku untuk mengetahui kronologinya kejadiannya.
Inilah 3 berita terpopuler versi WIKEN.ID.
1. Benda Langka di Rumah Rianti Cartwright
Rianti dan Cass panggilan akrab sang suami memutuskan membangun sebuah rumah diatas tanah seluas 200 meter.
Dengan luas rumah yang tak terlalu besar, keduanya sukses membuat hunian yang berkelas.
Rumah mungil ini terinspirasi oleh townhouse yang berada di Amerika Serikat.
Dari tampak depan sudah terlihat gaya klasik khas townhouse.
Karena suka bercocok tanam, Rianti menambahkan taman kecil di bagian depan.
Masuk ke dalam, warna putih sangat dominan di rumah ini.
Terdapat banyak rak buku bagian ruang keluarga.
Hal ini karena Rianti dan sang suami sangat suka membaca.
Di ruangan keluarga ini ternyata ada benda langka yang memperindah tampilan ruang.
Ternyata pada bagian lantai, pasangan ini memilih menggunakan marmer sebagai alas.
Tak tanggung-tanggung, marmer tersebut berasal dari Yunani.
Dengan benda langka berupa marmer ini, rumah Rianti Cartwright terlihat berbeda.
2. Jessica Iskandar Ungkap Perseteruan dengan Chacha Frederica
Chacha Frederica dan Jessica Iskandar pernah jadi satu geng sosialita.
Namun, entah apa penyebabnya, diketahuiChacha Frederica sudah tak lagi bergabung dengn gengsosialita Girl Squad, bareng Jessica Iskandar atau Jedar dan Nia Ramadhani.
Hal tersebut terkuak setelah Chacha Frederica tak hadir di pesta tunangan Jessica Iskandar dan Richard Kyle beberapa waktu yang lalu.
Lantas, Chacha Frederica pun menguak kebenaran bahwa dirinya tak diundang oleh Jessica Iskandar.
Sontak hal tersebut menguar isu bahwa Chacha Frederica ini sudah didepak dari Girl Squad.
Meski begitu, Chacha Frederica mengaku hubungannya dengan Jedar masih baik-baik saja.
Akan tetapi, Chacha Frederica mengaku hubungannya dengan Girl Squad ini mengalami pasang surut.
Jessica Iskandar pun mengungkan persoalan ini di acara Okay Boss, edisi 26 Agustus 2019.
Kekasih Richard Kyle mengaku bahwa ia berhak memilih untuk berteman dnegan siapa saja.
Setelah itu, Jessica Iskandar mengaku kini sudah tidak dekat lagi dengan Chacha Frederica.
Meski sudah tidak dekat, namun Jessica Iskandar mengaku masih sering ngobrol dengan Chacha Frederica.
Jessica Iskandar mengaku dirinya ini jarang main, karena selalu sibuk bekerja dan jaga anak.
Tapi jika ia ingin main atau hangout, Jessica Iskandar ingin bermain bareng teman-teman dekatnya saja.
3. Cara Agen CIA Interogasi Pelaku Kejahatan
Salah satu teknik interogasi yang dipakai agen CIA adalah waterboarding.
Waterboarding sebenarnya sebuah cara penyiksaan dengan alat-alat sederhana dan murah.
Meski sangat murah, efek yang ditimbulkannya bagi yang disiksa sungguh mengerikan.
Keadaan ketika disiksa dengan waterboarding digambarkan seperti keadaan hidup dan mati.
Dalam teknik waterboarding, seorang tersangka diikat atau dipegangi dengan posisi terlentang.
Seluruh muka ditutupi dengan kain dan kemudian dituangkan air ke arah mukanya tersebut.
Air tersebut akan menghalangi udara yang akan dihisap oleh tersangka.
Akibatnya bisa sangat fatal, yaitu merusak paru-paru dan otak, bahkan hingga kematian.
Namun yang lebih mengerikan adalah efek traumatis yang tak bisa hilang berbulan-bulan lamanya.
Teknik menyiksa waterboarding pertama kali ditemukan pada abad pertengahan di Spanyol.
Digunakan oleh rezim Raja Ferdinand dan Isabella pada tahun 1400-an untuk menyiksa rakyat yang tidak mengindahkan Dekrit Alhambra yang dikeluarkannya.
Waterboarding juga pernah dikeluarkan oleh VOC untuk menyiksa tawanan di Maluku pada tahun 1600-an.
Dalam Perang Dunia II, Perang Vietnam, Konflik Kamboja, dan beberapa peperangan lainnya, waterbaoarding merupakan cara favorit untuk menginterogasi tawanan.
Secara sembunyi-sembunyi CIA juga mengadopsi cara penyiksaan tersebut.
Hal ini mencuat ketika beberapa tahanan, seperti Khalid Sheikh Muhammed dan Abu Zubaida yang diduga terkait dengan Al Qaeda membeberkan hal tersebut.
Selain itu juga terbukti bahwa jenis penyiksaan waterboarding diajarkan di akademi militer AS dan pendidikan CIA.
Militer AS menghentikan cara penyiksaan ini tahun 2006 ketika Departemen Pertahanan AS menyatakan ilegal.
Namun CIA yang bukan bagian dari militer baru menghentikannya pada Januari 2009 setelah ada perintah langsung dari Presiden Barack Obama. (*)