Tak Tahu Anak dan Cucunya Telah Dibantai, Wanita Tua Ini Selalu Lakukan Hal Sama Setiap Tahunnya Demi Sambut Kepulangan Anak Cucu

Kamis, 29 Agustus 2019 | 11:30
Kolase WIKEN.ID

Tak Tahu Anak dan Cucunya Telah Dibantai, Wanita Tua Ini Selalu Lakukan Hal Sama Setiap Tahunnya Demi Sambut Kepulangan Anak Cucu

WIKEN.ID - Misem, seorang wanita berusia 76 tahun ini tak tahu kalau anak-anak dan cucunya telah dibantai.

Ia selalu menganggap bahwa anak-anak dan cucunya tengah pergi merantau.

Wanita tua ini selalu melakukan hal yang sama setiap kali lebaran.

Dengan setia, Misem menunggu anak-anak dan cucunya pulang.

Kisah kesedihan Misem yang selalu menantikan kehadiran anak-anaknya itu diceritakan oleh Sihad, mantan ketua RT 7 RW 3 Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Semenjak 2014 hingga sekarang, Misem hanya tinggal sendiri di rumahnya.

Baca Juga: Kepergok Selingkuh di Hotel, Pria Ini Malah Tonjok Orang yang Temani Sang Istri Pergoki Dirinya Bersama Wanita Lain

Dan mirisnya, penantian Misem selama bertahun-tahun ternyata sia-sia belaka.

Sebab, anak-anak dan cucunya tidak merantau, melainkan sudah dibantai dan terkubur di belakang rumahnya.

Sebelum kejadian pembunuhan sadis yang menghilangkan nyawa anak-anak dan cucunya, Misem masih berkumpul dalam satu rumah bersama Supratno (anak pertamanya), Sugiyono (anak ketiga), Heri (anak kelima) dan Pipin (cucu perempuannya).

Selama hampir 5 tahun Misem sama sekali tidak menduga jika Supratno, Sugiyono, Heri, dan Pipin telah meninggal.

Anak-anak dan cucunya itu meninggal di tangan anak keduanya yaitu Saminah beserta Irvan, Putra, dan Sania yang merupakan cucunya.

Dilansir Kompas.com, Misem selama ini sama sekali tidak mengetahui peristiwa pembunuhan terjadi di rumahnya.

Pembunuhan tersebut dilakukan pada 9 Oktober 2014.

"Ibu dibawa ke rumah atas keinginan saya. Mending saya ambil soalnya tidak ada sangkut pautnya, malah sering nengahin (konflik)," kata Saminah saat ungkap kasus di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah.

Tribunnews

Tak Tahu Anak dan Cucunya Telah Dibantai, Wanita Tua Ini Selalu Lakukan Hal Sama Setiap Tahunnya Demi Sambut Kepulangan Anak Cucu

Baca Juga: Fakta Pupung Sadili, Korban Pembunuhan Berencana oleh Algojo yang Disewa Istri Keduanya

Misem terlebih dahulu diungsikan ke rumah Saminah yang berada di sebelah rumah Misem.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, setelah peristiwa tersebut, Misem tidak langsung kembali ke rumah. Misem tetap tinggal di rumah Saminah kurang lebih selama satu bulan.

Selama itu pula, Saminah bersama anak-anaknya berupaya menutupi pembunuhan tersebut.

Para tersangka juga berusaha meyakinkan Misem bahwa ketiga anak dan cucunya pergi meninggalkan rumah.

Pembunuhan tersebut tertutup rapi selama bertahun-tahun sampai akhirnya terungkap setelah kerangka empat korban ditemukan oleh Rasman saat membersihkan halaman belakang rumah Misem pada 22 Agustus lalu.

Dua hari setelahnya, Rasman menceritakan penemuan kerangka itu pada seseorang bernama Saren.

Selama bertahun-tahun itu pula, Misem percaya anak-anak dan cucunya tengah pergi merantau dan setiap tahunnya selalu melakukan hal yang sama demi menyambut kepulangan mereka.

Tribunnews

Tak Tahu Anak dan Cucunya Telah Dibantai, Wanita Tua Ini Selalu Lakukan Hal Sama Setiap Tahunnya Demi Sambut Kepulangan Anak Cucu

Baca Juga: Mirip Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Istri Menyewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Suaminya Sendiri, Disantet Tidak Mempan

Misem selalu menyiapkan hidangan lebaran dalam jumlah yang cukup besar.

Sebab, ia berharap anak-anak dan cucunya akan pulang ke rumah.

Sihad, mantan RT kampung di mana Misem tinggal terkadang melihat Misem memasak dalam jumlah banyak setiap lebaran."Mbah Misem itu selalu masak cukup banyak ketika lebaran. Dia memasak ketupat dan hidangan lain, berharap anak-anaknya itu pulang dari merantau," ujar Sihad kepada Tribunjateng.com.

Sihad juga sempat menceritakan Misem selalu membersihkan kamar-kamar kosong yang ada di rumahnya.

Dia selalu berharap anak-anak dan cucunya pulang dan berkumpul kembali.

Tag

Editor : Rebi