Beberapa waktu lalu ramai pemberitaan seorang caleg DPD NTB yang dianggap berlebihan oleh pesaingnya dalam mengedit fotonya namun video ini jadi saksi kecantikan alami Evi Apita Maya.
Beredar pula foto-foto dirinya yang tanpa diedit dan disandingkan dengan fotonya dalam alat perga kampanye, namun di video ini memang Evi tampak sudah cantik alami.
Evi Apita Maya dilaporkan oleh pesaingnya Faroukh Muhammad karena dianggap menipu.
Baca Juga: Video Reaksi Bayi Saat Pertama Kali Mendengar Suara Ibunya, Siap-siap Terharu Menontonnya!
Evi kemudian membantah telah memanipulasi masyarakat dengan mengedit foto pada alat peraga kampanye di Pemilu 2019 menjadi cantik.
Menurut Evi, pelaporan dirinya ke Mahkamah Konstusi tersebut dinilai tak masuk akal dan merupakan hanya buntut sakit hati karena pesaingnya tersebut kalah.
Evi menilai wajar apabila setiap peserta pemilu ingin memasang atau menggunakan foto terbaiknya saat kampanye.
Dalam dalil yang diungkapkan pesaingnya, Evi dianggap telah membohongi publik dengan mengedit foto di luar batas wajar hingga membuat dirinya tampak sangat cantik.
Tak terima dan merasa harga dirinya terinjak-injak karena ucapan Faroukh, Evi merasa, tudingan ini muncul karena Faroukh tidak siap kalah dalam pemilu DPD kemarin.
"Dia (Farouk) tidak siap kalah, syok mungkin karena anak buahnya di lapangan ABS (asal bapak senang)," kata Evi saat ditemui di MK, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).
Diakui Evi, Faroukh adalah satu-satunya orang yang mempersoalkan foto pencalonannya.
Uniknya, selama masa kampanye, lanjutnya, tidak ada warga yang mempermasalahkan wajah aslinya berbeda dengan wajah yang ada di foto.
Baca Juga: Ditanya Hubungannya dengan Veronica Tan Sekarang, Ahok Blak-blakan Cerita di Video Ini!
Baca Juga: Dulunya Jadi Petani, Di Video Ini Elma Theana Akui Pernah 9 Tahun Jadi Pengikut Ajaran Sesat
"Jadi ini karena saya menang, dipermasalahkan, itu saja. Coba kalau saya tidak menang, atau beliau masuk (lolos sebagai anggota DPD) mungkin saya tidak dipermasalahkan," tutur Evi dalam video.
Evi mengaku dirinya bisa meraih suara terbanyak pada Pemilu DPD NTB lantaran sudah lama berkutat di bidang politik.
Dia menyebutkan pernah ikut pemilu legislatif dan sempat menempati jabatan strategis di Partai Amanat Nasional (PAN) dan Hanura NTB.
"Pantas enggak, wajar enggak saya mendapatkan suara, simpatik, setidak-tidaknya dari roda partai yang dulu kami bentuk, teman-teman yang dulu kami bentuk sampai tingkat ranting," katanya.
Selain tak masuk akal, Evi juga menegaskan ada pihak yang iseng menyandingkan foto pencalonan dirinya saat Pemilu 2019 dan foto bertahun-tahun lalu.
Pihak tersebut berupaya mencari celah supaya wajah Evi terlihat sejelek mungkin.
"Mungkin (foto) yang disandingkan ada yang baju putih itu ya, foto kami nyengir-nyengir sama teman, sama keluarga yang 10 tahun lalu, itu justru yang diperbandingkan. Itu mereka dapat buktinya di Facebook saya, bisa dicek tanggal berapa, bulan berapa saya meng-upload itu," ucapnya.
"Itu pun hanya iseng dan di-zoom kayak apa. Jadi dicari-cari celah saya untuk tampil sejelek mungkin," katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, gugatan Farouk juga seolah menggiring opini masyarakat bahwa ia mempercantik dirinya secara berlebihan pada doto di APK dan surat suara.
(*)