Video Kisah Mahasiswa Kedokteran Ditembak Setelah Menolak Lamaran Lelaki, Ini yang Diucapkannya Sebelum Meninggal

Rabu, 17 Juli 2019 | 13:00
Adrees Iqbal

Video Kisah Mahasiswa Kedokteran Ditembak Setelah Menolak Lamaran Lelaki, Ini yang Diucapkannya Sebelum Meninggal

WIKEN.ID - Sebuah video yang menampilkan seorang wanita mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum meninggal viral di media sosial.

Beberapa kanal YouTube yang mengunggah video tersebut memberikan judul dengan menyebut nama wanita dalam video, Aasma Rani.

Aasma Rani, wanita dalam video, adalah seorang mahasiwa kedokteran di Abbottabad Medical College, Pakistan.

Aasma Rani yang merupakan mahasiswa tahun ketiga sedang berada di kota asalnya, Kohat, ketika seseorang menembak dirinya.

Baca Juga: Tragis, Video Ini Perlihatkan Bayi Badak Berusaha Bangunkan Sang Ibu yang Tewas Ditembak Pemburu

Wanita itu baru saja meninggalkan becak yang ditumpanginya bersama saudara perempuan iparnya ketika seseorang melepaskan tembakan.

Polisi mengatakan bahwa keluarga Aasma Rani menunjuk seorang lelaki sebagai pelaku penembakan.

Aasma Rani sendiri mengucapkan kata-kata terakhir yang merupakan petunjuk untuk mengetahui pelaku penembakan.

Aasma Rani ditembak pada 27 Januari 2018 sore.

Ia ditembak sebanyak tiga kali oleh lelaki yang ternyata sudah menunggunya.

Rani lalu dilarikan ke rumah sakit, namun ia meninggal keesokan harinya.

Mata Rani hampir tidak bisa terbuka menjelang kematiannya. Namun, ia masih berusaha kuat untuk menyampaikan sesuatu dalam video.Dalam video Rani menyebutkan bahwa Mujahidullah Afridi adalah pria yang menembak dirinya.

Kolase QW

Video Kisah Mahasiswa Kedokteran Ditembak Setelah Menolak Lamaran Lelaki, Ini yang Diucapkannya Sebelum Meninggal

Baca Juga: Anaknya Meninggal Satu Persatu dan Yakin karena Kutukan, Keluarga di Pekalongan Ini Akhirnya Hidup di Hutan, Ini Video Kisahnya

Mujahidullah Afridi adalah lelaki yang sebelumnya melamar Rani, tetapi lamarannya ditolak Rani dan keluarga. Keluarga Rani menduga Mujahidullah dendam pada Rani karena ia menolak lamarannya.Mujahid bahkan sempat menyergap Rani di dekat rumahnya.

Namun, keluarga Rani khawatir polisi akan memanipulasi kasusnya karena Mujahid memiliki kekuatan politik di belakangnya.

Polisi mendaftarkan kasus itu dan memulai penggerebekan untuk menangkap tersangka.

Polisi mengatakan bahwa tertuduh yang dicalonkan adalah keponakan presiden distrik PTI.

Ayah Rani adalah pegawai di Departemen Konstruksi dan Pekerjaan.

Keluarga wanita yang terbunuh itu meminta Ketua PTI Imran Khan untuk membantu keluarga mendapatkan keadilan.

Baca Juga: Temukan Bayi Burung yang Terluka, Ini Video yang Dilakukan Sekelompok Pria Mabuk

Menurut keluarga Rani, Mujahidullah ingin menikahi anaknya dan telah mengeluarkan ancaman sebelumnya.

Ketika pertama kali melaporkan kasus penembakan itu, kakak Rani, Muhammad Irfan menyebutkan dua nama kakak beradik sebagai pelaku, yaitu Mujahidullah Afridi dan Sadiq Ullah.Ullah berhasil diciduk di Kohat sementara Mujahidullah belum ditemukan.Mujahidullah dikabarkan melarikan diri pada malam ia melakukan penembakan.Polisi langsung melacak keberadaannya setelah ia dikabarkan melarikan diri ke Saudi Arabia.

Editor : Rebi

Baca Lainnya