WIKEN.ID - Video yang menyajikan gambaran tak baik beredar beberapa waktu lalu.
Video yang diambil kala hari Valentine di Tiongkok itu ramai dibicarakan.
Valentine di Tiongkok memang dirayakan tiap tanggal 20 Mei.
Di hari itu, biasanya pasangan kekasih merayakan hari itu dengan pergi berkencan atau memberi hadiah.
Akan tetapi tak semua momen pada 20 Mei terlihat romantis.
Ada pula momen yang menyakitkan seperti yang terjadi di salah satu tempat di Provinsi Sichuan, Tiongkok.
Baca Juga: Mau Kabarkan Berita Bahagia, Wanita Ini Malah Kecopetan di Terminal Senen, Begini Video Kronologinya
Baca Juga: Video Detik-detik Seorang Ustadz Tak Sadarkan Diri Hingga Meninggal di Atas Mimbar Saat Khotbah
Seperti yang dilaporkan Nextshark, aksi sepasang kekasih menarik perhatian penduduk sekitar.
Terlihat seorang wanita menampar wajah pria yang kemungkinan besar adalah kekasihnya.
Ia menampar wajah kekasihnya berkali-kali sedangkan pacarnya itu hanya diam saja tak melawan.
Alasan wanita tersebut menampar pacarnya yaitu karena sang pacar tidak bisa memberinya handphone baru.
Wanita itu lantas marah dan menampar wajah pacarnya hingga 52 kali.
Jumlah tersebut telah dikonfirmasi polisi yang datang ke lokasi setelah ada laporan keributan.
Aksi tampar tersebut terekam kamera CCTV dan juga orang-orang yang kebetulan melewati pasangan tersebut.
Baca Juga: Meski Miliki Keterbatasan, Gozali Mampu Membuat Karya dengan Kedua Kakinya, Ini Dia Videonya!
Dalam video yang kini tengah viral di media sosial, terlihat si wanita menampar wajah kekasihnya berkali-kali.
Polisi kemudian datang untuk melerai keduanya.
Namun, si laki-laki justru membela pacarnya.
Laki-laki tersebut mengakui kesalahannya karena tidak membelikan pacarnya HP Baru.
Ia rela menerima perlakukan kekarasan tersebut karena hanya itu satu-satunya cara meredam kemarahan pacarnya.
Polisi kemudian menemukan fakta bahwa si wanita lah yang membayar hampir semua kebutuhan si laki-laki.
Saat diajak ke kantor polisi, pasangan tersebut menolak.
Mereka akhirnya berjanji akan menyelesaikan masalah mereka baik-baik tanpa kekerasan.
(*)