Video Suasana Malam Takbrain di Pontianak, Semarak Dengan Suara Dentuman Meriam

Selasa, 04 Juni 2019 | 19:00
KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN

Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.

WIKEN.ID - Setiap daerah di Indonesia memiliki cara dan tradsi dan memeriahkan malam takbiran, salah satunya yang terlihat di video ini.

Dalam video terlihat semarak malam takbiran di kota Pontianak, Kalimantan Barat dengan suara dentuman meriam.

Setiap tahunnya, dentuman ratusan meriam karbit memeriahkan suasana malam takbiran yang terlihat di video ini adalah tradisi turun temurunkhususnya yang tinggal bermukim di tepian Sungai Kapuas.

Ribuan masyarakat pun memadati lokasi kegiatan yang dirangkai dalam Festival Meriam Karbit ini.

Selain melestarikan permainan tradisional khas Kota Pontianak, Festival Meriam Karbit dengan sendirinya akan mengangkat khasanah budaya daerah.

Baca Juga: Terungkapnya Pelaku Bom Kartasuro Berinisial RA, Inilah Video Pernyataan Lengkap Polisi

Dentuman yang khas, hiasan, seni, dan kekompakannya, menjadikan meriam karbit sebagai simbol irama kehidupan bahwa warga Kota Pontianak yang berbhineka, senantiasa dapat bersatu di dalam mewujudkan tujuan pembangunan, khususnya pembangunan di Kota Pontianak.

Dentuman suara meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius belasan kilometer.

Setiap kelompok, rata-rata memiliki meriam karbit sebanyak lima hingga enam buah dengan diameter sekitar 40 sentimeter hingga 60 sentimeter dan panjang sekitar lima meter.

Baca Juga: Takut Ketemu Calon Mertua di Hari Lebaran? Video Tips Aman Bertemu Orang Tua Pacar Ini Bisa Jadi Sontekan!

Tahun 2918 lalu, meriam karbit yang memeriahkan takbiran berjumlah sekitar 296 meriam.

Para kelompok ini tersebar di puluhan titik di sepanjang kiri dan kanan tepian Sungai Kapuas di Pontianak.

Pada umumnya, meriam karbit yang masih ada hingga saat ini rata-rata memiliki panjang 6 meter, dengan diameter d iatas 50 centimeter.

Memasuki awal bulan Ramadhan, setiap kelompok masyarakat yang memiliki meriam karbit sudah mulai mempersiapkan diri masing-masing.

Setiap kelompok warga rata-rata memiliki 6 hingga 10 meriam karbit.

Baca Juga: Viral Video Cicipi Nasi Goreng Syahrini di Restoran Reino Barack, Food Vlogger: Enak Tapi Ada yang Kurang, Sayang Banget!

Saat ini lebih dari 50 kelompok warga yang memiliki meriam karbit di tepian Kapuas.

Persiapan dimulai dengan menaikkan meriam-meriam yang direndam di Sungai Kapuas usai digunakan pada tahun sebelumnya.

Meriam itu sengaja direndam di dalam air dengan harapan bisa memperpanjang usia pakainya.

Pengerjaan persiapan biasanya dilakukan pada malam hari usai salat tarawih.

Warga bergotong royong membenahi meriam milik mereka masing-masing.

Baca Juga: Gara-gara Cinta Monyet, Video Bocah Nekat Panjat Atap dan Mau Melompat Bunuh Diri Viral di Dunia Maya

Setelah dinaikkan ke darat, meriam tersebut dibersihkan terlebih dahulu untuk membuang kotoran yang menempel selama direndam dalam air.

Setelah dibersihkan, bilah kayu yang dibagi menjadi dua bagian itu kemudian dirakit menjadi satu.

Bilah kayu yang sudah menyatu kemudian dilapis menggunakan kain tebal atau seng pada sambungannya.

Selanjutnya diikat menggunakan rotan dengan cara dililit yang bertujuan menahan getaran dan tekanan saat dibunyikan, kemudian dilapisi dengan cat berwarna-warni.

Permainan ini setiap tahunnya juga diperlombakan dan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka.

Baca Juga: Playboy Meninggal karena HIV/AIDS, Saat Pemakaman 40 Pacarnya Kompak Melayat dan Panik karena Sesuatu yang Mematikan Ini

Kekompakan bunyi meriam yang menggelegar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penjurian.

Tradisi malam takbiran di Pontianak ini memiliki sejarah.

Menurut cerita yang dikutip dari Kompas.com, Kesultanan Kadriah Pontianak di tahun 1771 sampai 1808, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.

Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam.

Baca Juga: Kain Batik Ani Yudhoyono, Terekam Video Menutupi Jenazah Hingga Berada di Dalam Peti

Membunyikan meriam adalah untuk membuang sial dan mengusir hantu kuntilanak yang ada di Kota Pontianak.

Bunyi kerasnya juga menjadi pertanda waktu azan Maghrib.

Lama kelamaan, tradisi meriam karbit berkembang menjadi daya tarik pariwisata.

Meriam ini akan dibunyikan mulai sejak malam takbiran, hingga hari ke tiga Idul Fitri.

Bunyi dentuman meriam karbit ini bisa terdengar hingga radius lebih dari 3 kilometer.

Sepanjang malam mulai dari takbiran hingga menjelang pagi suara dentuman ini akan terdengar sambung menyambung dengan durasi waktu yang tidak terlampau lama.(*)

Baca Juga: Viral Keluarga Mampu Terima Bantuan, Video Ini Ungkapkan Kelanjutan dan Fakta yang Sebenarnya

Editor : Alfa