Kisah Perjuangan Pembawa Logistik Pemilu, Ada yang Dibawa Dengan Sapi Hingga Lewati Sungai

Rabu, 17 April 2019 | 19:30
KOMPAS.com/MOH. SYAFII

Para petugas menyeberangi sungai Beng saat mendistribusikan kotak suara berisi surat suara Pemilu 2019 untuk TPS 10 di Dusun Nampu Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang, Selasa (16/4/2019).

WIKEN.ID - Pemilu 2019 sudah digelar dengan kondisi relatif aman, Rabu (17/4).

Dibalik pelaksanaan Pemilu 2019 ini, ada pengorbanan bagi orang-orang yang membawa logistik pemilu seperti surat surat hingga bilik pencoblosan.

Mereka membawa logistik dari kota terdekat menuju daerah pedalaman.

Salah satunya adalah pengorbanan pembawa logistisk di daerah pedalaman di Lampung.

Dua hari sebelum Pemilu 2019 atau tepatnya, Senin (15/4/2019) sore, kepolisian dan TNI berjuang mengantar kotak dan surat suara ke pedalaman Lampung menggunakan bantuan sapi.

Baca Juga : Syahrini Teriak Saat Reino Barack Sang Suami Sholeh Hendak Dicium Seorang Wanita, 'Mbak Bukan Muhrim!'

Kisahnya pun direkam dalam sebuah video pendek.

Pembawa logistik di daerah pedalaman Lampung ini adalah warga bersama TNI dan kepolisian.

Mereka harus berjuang melewati jalanan berkubang lumpur.

Meski medan sangat berat, mereka tetap bersemangat agar tepat waktu sebelum Pemulu 2019 dimulai.

Setidanya ada 15 gerobak sapi yang digunakan untuk mengantarkan logistik pemilu di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Baca Juga : Anti Mainstream, TPS di Malang Ini Gunakan Dekorasi Pernikahan, Saksi Nomor Urut 01 dan 02 Sampai Duduk di Pelaminan!

Logistik Pemilu 2019 ini akan dibawa ke empat wilayah, Way Haru, Way Tias, Siring Gading dan Bandar Dalam.

Sapi-sapi itu mengangkut 95 kota suara untuk didistribusikan ke 19 TPS di sana.

Sapi-sapi yang ada di setiap gerobak melewati jalanan bertanah liat yang sulit diakses.

Sapi harus dengan pelan-pelan melewati tanah liat.

Jalanan yang tak rata dan tanah yang lengkep membuat sapi harus terjatuh beberapa kali.

Menurut Kapolsek Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, IPTU Ono Karyono yang dikutip dari kompas.com mengatakan, medan yang terjal dan berlumpur membuat armada sapi sempat terhenti sejenak.

Baca Juga : Pesan Khusus Presiden ke-6 Republik Indonesia untuk Pemilu 2019

"Sapinya sempat mogok, lemas dan berhenti sejenak, mungkin karena kehausan, tetapi berjalan lancar dan sampai hari ini surat suara sudah tiba di masing-masing TPS," kata Ono yang dikutip dari Kompas.com pada Selasa (16/4/2019).

Ono mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu lima jam untuk bisa sampai ke empat wilayah itu.

Digunakannya sapi untuk mengangkut kotak dan surat suara karena tidak ada angkutan yang bisa mengangkut logistik pemilu tersebut.

Akhirnya diputuskan untuk menyewa sapi milik warga.

Baca Juga : Kronologi Video Viral, Pengemudi Toyota Fortuner Putih Arogan Tendang Mobil Lain di Jalan Tol

Tak hanya susahnya perjuangan pembawa logistik di lampung, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang Jawa Timur, harus menempuh jarak 30 kilometer untuk mengirimkan kotak dan surat suara, serta sejumlah logistik Pemilu ke Dusun Nampu, Selasa (16/4/2019).

Menurut Ketua PPS Desa Klitih, Ishom Junaidi yang dikutip dari Kompas.com mengungkapkan, untuk mengantarkan logistik pemilu itu, memerlukan kehati-hatian dan pengamanan yang ketat.

Atas pertimbangan mengurangi resiko kerusakan, pihaknya memutuskan mengambil jalur memutar saat mengirimkan kotak suara berisi surat suara dan logistik Pemilu 2019 ke Dusun Nampu, Desa Klitih.

Menurut Ishom, langkah itu, sekaligus untuk mengurangi resiko adanya kejadian yang tidak diharapkan, termasuk keselamatan petugas.

Baca Juga : Viral Video Pekerja Listrik Tengah Asyik Tidur Siang Bergelantung di Atas Menara Setinggi 50 Meter, Hanya Gunakan Seutas Tali!

Dusun Nampu merupakan satu diantara 14 Dusun yang masuk dalam wilayah administratif Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.

Ketua PPS Desa Klitih, Ishom Junaidi menjelaskan, untuk mendistribusikan kotak dan surat suara ke Dusun Nampu memerlukan pertimbangan matang sebelum ditetapkan lewat jalur mana proses pendistribusian dilaksanakan.

Dari Kantor Desa Klitih menuju Dusun Nampu terdapat dua alternatif jalan yang bisa ditempuh.

Jalur pertama berjarak sekitar 7 kilometer, sedangkan jalur lainnya berjarak lebih dari 30 kilometer.

Baca Juga : Terpopuler, Dari Mulai Makanan Penyebab Leukimia yang Banyak Diolah Jadi Camilan Anak Hingga Harimau Bengal Sakit yang Jadi Mengagumkan Setelah Sembuh

Jalur pertama menuju Dusun Nampu merupakan jalan setapak dengan kondisi medan yang cukup ekstrim.

Pada musim kemarau, motor jenis trail masih bisa digunakan untuk kendaraan menuju dusun tersebut.

Kondisi berbeda terjadi saat musim hujan.

Jalan setapak dengan kondisi kanan kiri tebing terjal itu hanya bisa dilintasi dengan berjalan kaki.

Dengan berjalan kaki, waktu yang diperlukan untuk bisa sampai ke Dusun Nampu, sekitar 1 jam.

Waktu tempuh bisa lebih panjang jika arus sungai yang dilintasi sedang deras. (*)

Baca Juga : Isi Chat Baby Shima dengan Sule Akhirnya Terbongkar, Ini Dia Video Klarifikasi Prihal Hubungan Mereka!

Editor : Alfa