Indonesia Rawan Bencana, Inilah Penjelasan Terjadinya Gempa Bumi

Sabtu, 13 April 2019 | 19:00
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Dampak kerusakan akibat gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018), di Pelabuhan Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018).

WIKEN.ID - Indonesia adalah daerah yang rawan terjadi gempa.

Gempa dengan kekuatan yang besar menggundang yang mengguncang Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019) malam.

Gempa dengan kekuatan 6,8 berpusat di Teluk Tolo yang berjarak 82 kilometer arah barat daya dari Kepulauan Banggai, dengan kedalaman 17 kilometer.

Para ahli mengatakan, apabila dilihat secara geologi, baik dari lempengan dan patahan yang ada, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia.

Baca Juga : Kepanikan Warga Banggai Setelah Gempa 6,9, Berlari Hingga Ada yang Meninggal Dunia

"Wilayah Indonesia itu sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik," ungkap Daryono, kepala bidang informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dikutip dari Kompas.com.

"Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat," sambungnya.

"Wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan sehingga tidak heran jika wilayah Indonesia itu dalam sehari itu lebih dari 10 gempa yang terjadi," ujar Daryono menambahkan.

Baca Juga : Diunggah Mantan Kekasih, Video Vanessa Angel Nyanyi Lagu Nissa Sabyan di Rutan Viral

Sejumlah patahan aktif tersebut adalah patahan besar Sumatra yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Jogjakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong, Memberamo, di samping di Kalimantan.

Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah "tapal kuda" sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Sekitar 81 persen dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

Lalu bagaimana penyebab terjadinya gempa bumi.

Baca Juga : Video Tiga Wanita Batalkan Orderan Ojek Online karena Driver Tidak Ganteng Jadi Viral, Warganet Marah

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.

Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.

Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar.

Baca Juga : Tak Terima Ditilang Kepolisian, Dalam Video Viral Pria Ini Nekat Dorong Dua Polisi yang Tengah Bertugas

Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya.

Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama.

Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar.

Baca Juga : Setelah Viral Kuch Kuch Hota Hai dari Yogyakarta, Kini Remaja Palu Ikut Buat Video Bollywood yang Terkenal Hingga ke Malaysia

Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.

Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

Baca Juga : Viral Aksi Dramatis Suami Evakuasi Istri yang Hamil Tua dari Banjir

Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.

Gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.

Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.

Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.(*)

Baca Juga : Terpopuler, Tiga Gadis Batalkan Ojek Online karena Driver Kurang Tampan Hingga Ambulan yang Jalannya Dihalangi Petugas Dishub

Editor : Alfa