Tak Mampu Bayar Sewa, 4 Tahun Keluarga Ini Terpaksa Tinggal di Gubug Bekas Kandang

Jumat, 05 April 2019 | 21:05
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama

Sehari-hari mereka harus berbagi tempat tidur di gubuk seluas 2,5 x 2,5 meter ini.

WIKEN.ID - Terbatasnya ekonomi membuat sebuah keluarga di di Kampung Cidadap, RT 3/13, Desa/Kecamatan Padalarang, Bandung Barat di sebuah bangunan bekas kambing.

Bangunan sempit berukuran 2,5x2,5 meter persegi ini berdinding anyaman bambu dengan atap menggunakan asbes serta dilapisi terpal plastik.

Tak terbayang bila malam tiba, hawa dingin merembes melalui celah-celah bilik.

Bangunan gubuk ini dulunya kandang kambing milik mertuanya.

Baca Juga : Lebih Ramah Lingkungan, Inilah Video 5 Cara Reuse Sampah Plastik

Karena akan ditempati, bangunan kandang kambing direnovasi seadanya.

Karena ukurannya terbatas, bagian untuk memasak ada di sampingnya.

Ada sebuah rak untuk menyimpan perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, mangkok, dan lainnya.

Tampak pula di sampingnya lagi ada sebuah kaskus yang terlihat tak layak.

Baca Juga : Video Ramalan Zodiak Jumat 5 April 2019, Libra: Tinggalkan Egomu Itu Jika Kamu Ingin Sukses

Keluarga yang tinggal di sini adalah pasangan Jahidin (40) dan Ilah (36) yang memiliki tujuh orang anak.

Ketujuh anak mereka adalah lima orang laki-laki dan dua orang anak perempuan.

Dikutip dari Tribun Jabar, Ilah mengaku sudah empat tahun tinggal di gubuk tersebut.

Sebelumnya, ia sempat mengontrak tetapi karena pendapatan yang minim keluarga Ilah tak mampu membayar biaya sewa.

Ilah mengungkapkan dirinya tinggal bersama suami dan lima orang anaknya di gubuk bekas kandang kambing tersebut.

Baca Juga : Tampil Perdana di Layar Kaca, Gaun Syahrini Dicibir Warganet Mirip Gorden

Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama

Bagian samping tempat tinggalnya ada sebuah rak untuk menyimpan perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, mangkok, dan lainnya.

Dua anak lainnya tinggal di rumah kakeknya yang memang berada di depan tempat tinggalnya itu.

"Sudah empat tahun kami tinggal di sini tapi baru kemarin mendapatkan bantuan dari pihak desa. Saya sih ingin mah ingin tempat yang layak tapi, ya mau bagaimana lagi," katanya yang dikutip dari Tribun Jabar.

Jahidin, kata Ilah, sehari-hari bekerja membuat ulekan (coet) yang terkadang pendapatannya tak menentu tergantung pada ada tidaknya barang.

"Ya kadang seminggu dapat Rp 300 ribu kadang juga tidak tapi pengeluaran kadang sehari bisa sampai dua liter untuk makan," ujarnya.

Baca Juga : Cek Jadwal MRT Jakarta Bisa Melalui Ponsel, Inilah Video Tutorialnya

Tinggal di gubuk yang tak layak huni, Ilah pun mengeluh terkadang merasakan dingin jika memang kondisi cuaca sedang hujan. Dia berharap dapat memiliki rumah sendiri yang memang benar-benar layak.

"Kepengen sih punya rumah sendiri yang layak dan listrik sendiri. Ini juga pakai punya abah," ujarnya.

Sementara itu, mertua Ilah, Anda (75) yang ditemui di kediamannya yang tak jauh dari gubug Ilah mengaku sering mengajak Ilah dan suaminya serta anak-anaknya tinggal bersama Abah Anda dan Nenek Nana (64).

"Sudah, sudah abah ajak terus tapi tetap gak mau. Anaknya yang paling besar saja ada dua yang tinggal di sini," katanya. (*)

Baca Juga : Patut Dicontoh, Video Ini Perlihatkan Desain Lift Tanpa Listrik untuk Lansia

Editor : Alfa