WIKEN.ID - Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terus erupsi dan menyemburkan material abu vulkanik.Setidaknya Gunung Bromo telah mengalami letusan sebanyak 28 kali pada Selasa (19/3/2019).
Akibatnya terjadi hujan abu vulkanik.
Status Gunung Bromo tidak ada peningkatan, tetap waspada.
Penjagaan zona bahaya Gunung Bromo pun diperketat.
Baca Juga : Mau Tahu Apakah Mantan Masih Kepo Instagram Kamu? Coba Cek Dengan Cara Ini
Wisatawan disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata karena abu vulaknik sangat pekat.
BPBD terus memantau situasi dan menerapkan mitigasi bencana.
Bantuan masker pun sudah disebar.
Menurut petugas BMKG Wahyu Hendra Kusuma warga di sekitar Bromo dan pengujunga serta pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
Selain petugas dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, penjagaan juga melibatkan personel TNI-Polri.
Baca Juga : Detik-detik Saat Sandiaga Uno
Selain mendirikan posko siaga, personel TNI-Polri dan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, juga meningkatkan patroli di lautan pasir.
Intensitas patroli yang ditingkatkan ini dilakukan untuk mengantisipasi warga suku tengger, maupun wisatawan, memasuki zona bahaya erupsi Gunung Bromo yang berada pada radius satu kilometer dari puncak kawah.
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia.
Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur.
Sebagai sebuah objek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter (utara-selatan) dankurang lebih 600 meter (timur-barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun.
Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2015 hingga sekarang. Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo/Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci.
Baca Juga : Mengenal Mongrel Mob, Geng yang Tampilkan Tarian Haka sebagai Bentuk Solidaritas Penembakan Christchurch
Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo.
Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. (*)
Baca Juga : Ulah Tak Tertib Penumpang MRT, Dari Makan di Stasiun Hingga Bergelantungan