Namun usai panen, ia kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra dan itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra.
Bila tak ada bahan bakunya, Sarifudin dan Anita menganggur sampai bahan baku terkumpul kembali untuk diolah.
Sebenarnya, Anita sendiri mengaku tak ingin buah hatinya terus menerus mengkonsumsi kopi seperti ini.
Ia sendiri juga khawatir dengan kesehatan anak semata wayangnya yang dalam masa pertumbuhan tersebut.
Sang anak mulai menunjukkan tanda-tanda kerajingan atau adiktif terhadap kopi.
Bila belum diberikan kopi, Hadijah Haura tidak bisa tidur dan bakal terus merengek sampai diberikan kopi oleh kedua orang tuanya.
"Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur,” tambah Anita.
Anita mengaku selama ini ia dan suami tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari Dinas Kesehatan setempat.
Melansir Kompas.com, Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman, Sulawesi mengatakan pihaknya telah mengunjungi bayi tersebut.
Tak hanya memberikan bantuan berupa biskuit dan susu khusus bayi, Dinas Kesehatan juga telah memberikan pemahaman kepada kedua orang tua bayi untuk tidak memberikan kopi lagi kepada anaknya.