WIKEN.ID-Bisnis ayam geprek yang dijalani oleh Ruben Onsu kini menuai masalah.
Ruben Onsu dan PT Ayam Geprek Sujono berselisih mengenai nama Bensu, tidak hanya itu, ada klaim masalah lainnya.
Pihak Ruben Onsu diklaim menaruh karyawannya di bagian dapur demi mendapatkan resep ayam geprek.
Dilansir dari tribunnews.com, dalam pokok perkara salinan putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam laman resmi Mahkamah Agung (MA). Muncul dugaan bahwa Ruben Onsu sudah mencuri resep masakan bisnis kuliner "I Am Geprek Bensu Sedep Bener/Beneerrr" milik PT AyamGeprek Benny Sujono.
Dalam salinan putusan tersebut dituliskan, Ruben melalui adiknya Jordi Onsu meminta PT Ayam Geprek Benny Sujono mempekerjakan seorang karyawannya di bagian dapur PT Ayam Geprek Benny Sujono sebagai quality control.
Sekedar informasi, Jordi sempat bergabung di perusahaan kuliner tersebut sebagai manajer operasional.
Sedangkan, sang kakak merupakan duta promosi atau ambassador perusahaan kala itu.
"Jordi Onsu meminta agar satu orang karyawannya dapat dipekerjakan di bagian dapur atau sebagai quality control dari bisnis makanan merek " I Am Geprek Bensu Sedep Bener/Beneerrr"," bunyi keterangan dalam salinan putusan tersebut yang dikutip Tribunnews.com, Jumat (12/6/2020).
Muncul dugaan bahwa saat mempekerjakan karyawan tersebut diduga untuk mengetahui resep dan cara memasak menu utama usaha kuliner "I Am Geprek Bensu Sedep Bener/Beneerrr" yang mulai digemari masyarakat. Sebab, Pada Juli 2017, Jordi menarik kembali karyawannya.
Kemudian pada bukan Agustus 2017, Ruben Onsu membuka sebuah usaha kuliner bernama "Ayam Geprek Bensu" yang memiliki kesamaan jenis makanan, logo, dekorasi ruangan, susunan kata, susunan gambar dengan usaha kuliner "I Am Geprek Bensu Sedep Bener/Beneerrr".
Di luar dari kisruh tersebut, ayam geprek memang menjadi makanan yang fenomenal di Indonesia.
Google bahkan mencatat pada tahun 2017, ayam geprek bahkan menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari masyarakat Indonesia di mesin pencarian.
Tidak hanya bisnis Ruben Onsu, kini banyak warung ayam geprek yang tersebar di berbagai daerah.
Tidak hanya ayam dan sambal, kreasi lainnya adalah diberi keju mozzarella.
Terkenalnya hidangan ini tak lepas dari sosok pembuat hidangan yang pertama.
Ia adalah Ruminah (56) pendiri warung Ayam Geprek Bu Rum di Yogyakarta.
"Saya buat ayam geprek pertama tahun 2003. Sebelumnya saya jualan lotek, soto, dan lain. Namanya juga penjual makanan, saya iseng jualan ayam kentucky (goreng tepung) juga," kata Ruminah saat ditemui KompasTravel di warung ayam gepreknya yang pertama di Papringan, Yogyakarta beberapa waktu silam.
Ruminah bercerita awal pembuatan ayam geprek sebenarnya karena diminta oleh pelanggannya.
Ia ingat ada mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah yang meminta ayam goreng tepungnya diberi aneka sambal.
"Terus banyak anak yang bilang ayam gejrot, ayam ulek. Akhirnya saya beri nama jadi ayam geprek," sebut perempuan yang akrab disapa Rum.
Hidangan ayam geprek ternyata disukai banyak orang.
Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, sampai wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Sejak saat itu, Ruminah telah membuka enam cabang warung ayam geprek yang tersebar di daerah Yogyakarta.
Dibantu 23 pegawai dan anak-anaknya ia mengelola bisnis warung ayam geprek.
Di kota kelahirannya, ayam geprek juga fenomenal.
Contohnya di Jalan Warung Lor, warung pertama Ayam Geprek Bu Rum, ada dua warung ayam geprek lain yang bersebelahan.
Jika menelusuri Kota Pelajar, tidak akan sulit untuk menemukan ayam geprek dengan berbagai nama dan kreasi hidangan.
Ruminah sendiri mengatakan bisnisnya lumayan terpengaruh dengan banyaknya saingan.
"Ya bertahan saja," kata Ruminah.
Sembari ia juga mulai berinovasi dengan menghadirkan aneka sambal seperti sambalado, cabai hijau, bumbu rendang, dan taburan keju.
"Kalau yang ke warung ibu ini kebanyakan memang anak lawas, yang tahu kalau ayam geprek awalnya dari sini," kata Ruminah.
Hal yang menarik dari Warung Ayam Geprek Bu Rum ini adalah sistem penyajian prasmanan.
Jadi konsumen mengambil sendiri berapa banyak nasi dan sayur yang diinginkan.
Kemudian memilih potongan ayam, meminta jumlah cabai yang ingin digeprek.
Cabai juga bisa dikreasikan sesuai selera misalnya minta tambah terasi, tomat, gula, atau bawang.
"Kalau prasmanan ini biar makannya sesuai porsi. Kadang kalau ibu ambilkan, kebanyakan tidak habis kan mubazir. Jadi lebih baik ambil sendiri," kata Ruminah.
Harga nasi, sayur, sepotong ayam, dan minum dihargai sekitar Rp 15.000 di warung Ayam Geprek Bu Rum.
Jumlah sambal tak dibatasi, kecuali ketika cabai mahal Ruminah mengenakan tambahan jika di atas 10 buah cabai.(*)