"Itu yang kita sasar, kita ambil 70 persen (untuk biaya hidup) dari situ, terus 30 persen untuk operasional, tapi 10 persen selalu saya sisihkan untuk sedekah, bukan 2 atau 5 persen," jelasnya.
Dalam berbisnis kuliner, menurut Yati Octavia, dirinya selalu berunding dengan sang suami.
"Pasti ada rundingan," kata dia.
"Kan Yati ada dua tiga seperti di Purwokerto, saya selalu sampaikan Mah ini kita butuh dana sekian, kamu setuju nggak, harus dibicarakan," papar Pangky Suwito.
Yati Octavia pun mengungkap keputusan mereka untuk berbisnis kuliner yakni dikarenakan keduanya sudah tak lagi eksis di dunia hiburan.
"Kebetulan kita mau bisnis, binsis apa ya, yaudah kuliner aja, karena selama kita masih hidup kan kita harus makan segala macem, udah gitu ketemu, joinan ya dengan teman-teman," jelas Yati Octavia.
Dalam bisnisnya itu, Pangky Suwito menjelaskan soal pasang surut.
Rupanya gerai martabak yang mereka miliki sudah banyak dan tersebar di beberapa daerah.
"Kalau penurunan ada, karena sekarang kan memang lagi musim hujan, pasti akan ada penurunan, terus kita punya 100 gerai, pasti ada sekian persen ada (penurunan) tapi kan bisa menutupi, makanya kalau kita umpamanya ada 100 outlet alhamdulillah kita bisa nutup kalau yang kurang bagus," tuturnya.(*)