“Kulo nuwun (permisi) Bapak-Ibu, ayo pintunya dibuka. Tak tunggoni (ditunggu) sampai buka pintu. Ini tidak bahaya, tidak usah takut. Setiap hari badan saya disemprot juga pakai (disinfektan) ini, tidak apa-apa,” kata Wali Kota Risma sembari menggunakan alat pengeras suara.
Menurut Wali Kota Risma, sebenarnya alat drone itu digunakan untuk pertanian.
Cara ini dinilai sangat efektif untuk menyemprot wilayah perkampungan mengingat banyak kabel yang bergelantungan.
Ia juga memastikan bahwa akan mengerahkan semua resource untuk mengejar waktu dalam mengantisipasinya.
“Untuk menekan lebih banyak korban, kita kerahkan cara apapun. Makanya kita dikejar waktu,” ungkapnya.
Wali Kota Risma memastikan semua upaya ini, akan terus dilakukan untuk menjaga dan melindung warga Surabaya sampai situasi dinyatakan kembali kondusif oleh pemerintah pusat.
“Bukan saya yang menetukan tapi pemerintah pusat. Karena itu penilaian memang dilakukan oleh pemerintah pusat,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Pemasaran NPC Lab M. Teguh Alimudin mengatakan, drone yang digunakan untuk menyemprotkan disinfektan kali ini memiliki enam baling-baling (hexacopter) dengan berat 50 kilogram.