"Jika segitiga dilarang, maka di dunia ini geometri tinggal tersisa kotak dan lingkaran. Maka masjid-masjid tropis dengan atap ala pendopo pun harus dihancurkan? Kita ikuti akal sehat saja," kata Ridwan Kamil menjawab salah satu pertanyaan netizen di instagramnya, Jumat (31/5).
"Mendesain masjid adalah salah satu minat terkuat atau passion saya. Karena bukan ustaz, minimal saya berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid di seluruh dunia yang sempit dan sementara ini,"lanjut Ridwan Kamil dalam postingan selanjutnya.
Baca Juga:Gara-gara Cemburu, Wanita Ini Bully Temannya Hingga Diminta Sujud, Begini Video Kronologinya!
Masjid Al Safar yang diperbincangkan dalam video tersebut, menurut Ridwan Kamil, adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan.
Seperti origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga.
"Jika hasilnya ditafsir macam-macam, itu dipersilakan. Seperti Monas yang ditafsir macam-macam. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol-simbol iluminati itu adalah kesimpulan keliru. Karena itu tidak benar dan tidak dimaksudkan. Dan tentunya selalu saya ikhlaskan dan maafkan, kesimpulan-kesimpulan tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanan saya," katanya.(*)