Mereka memenangi sebuah lomba lawak yang diadakan oleh Radio Suara Kejayaan.
Saat menjadi penyiar radio, ia berkenalan dengan Miing atau Dedi Gumelar dari kelompok Bagito, ketiga anggota Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro), Ulfa Dwiyanti, Akri, dan Parto.
Setelah itu Tejo dan Jejen digantikan oleh almarhum Taufik Savalas dan Akri.
Setelah Taufik keluar, kelompok Seboel dibubarkan dan Eko masuk Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta untuk menuntut ilmu.
Ketika Eko Patrio lulus kuliah, ia kembali membentuk kelompok lawak baru bernama Patrio bersama Akri dan Parto.
Kelompok ini kemudian muncul di Televisi Pendidikan Indonesia dengan acara Ngelaba, dan mulai terkenal.
Patrio termasuk group lawak yang sukses setelah era kesuksesan Warkop dan Bagito., se-
Acara mereka, Ngelaba, selain diudarakan di Radio SK, juga ditayangkan TPI.
Patrio lahir, tumbuh, dan besar di Radio Suara Kejayaan (SK).
Tiga personelnya -Parto, Akri, Eko - semula adalah penyiar yang punya jam siar berbeda.