Pada Kamis (1/3/2018) lalu sekitar pukul 20.00 WIB atau pukul 14.00 waktu Muenchen, Rubijanto yang sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan Habibie.
"Dengan suara parau beliau menjelaskan bahwa pada awalnya sulit dan sesak bernapas yang terjadi pada Selasa," kata Rubijanto dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari Kompas.com.
Setelah mengalami sesak nafas itu, BJ Habibie dibawa ke Klinik Starnberg di Muenchen dan Tim dokter langsung memeriksa kondisi Habibie.
"Diketahui klep jantung termonitor ada kebocoran, seperti yang dialami oleh almarhumah Hasri Ainun Habibie," kata Rubijanto.
Akibat kebocoran klep jantung itu, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter, sehingga Habibie terasa sulit bernapas.
"Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," ujarnya.
Berdasarkan analisa dokter, Habibie harus segera menjalani operasi jantung atau dapat dilakukan pengobatan dan tindakan dengan cara yang lebih canggih.
Habibie, kata Rubijanto, memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih.
Tim dokter pun melakukan pemasangan kateter dari mulut.
Tindakan itu dilakukan untuk mengetahui persisnya kebocoran klep jantung dan untuk menentukan tindakan mana yang lebih tepat untuk ditempuh.