WIKEN.ID - Masih ingat dengan video viral yang menampilkan anak berdebat dengan ibunya?
Dalam video berdurasi sekitar 39 detik ini dan beredar di media sosial pada hari Rabu (21/8/2019) terlihat si anak meminta uang sebesar Rp 10.000 kepada ibunya.
Namun, sayanganya sang ibu tak mau memberikan uang dan justru menasihati anaknya.
Tak terima ibunya tak memenuhi keinginanannya, si anak marah dengan cara melemparkan bantal dan menginjak kepala ibunya.
Setelah kurang lebih seminggu, kondisi ibu yang kepalanya diinjak ini berubah.
Setelah beberapa hari, Djaiti atau Rusmini (60 tahun), ibu yang kepalanya diinjak oleh anaknya, meninggal dunia, Selasa (27/8) pukul 14.00 WIB.
Penyebab kematiannya bukan karena luka dianiaya tetapi karena sakit komplikasi yang dideritanya.
Djaiti adalah warga Jalan Kedondong I Surabaya dan meninggal di rumah sakit RS Soewandi Surabaya, saat rawat inap.
Dia dirawat karena sakit paru-paru dan jantung.
Jenazah dimakamkan di TPU Ngagel selepas Salat Isya.
Kabar duka ini tersebut diinfokan oleh akun Facebook Humas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.
Dalam akunnya, Humas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menuliskan, "Innalillahi wainna ilahi rojiun, telah meninggal dunia, ibu Rusmini. Ibu yg videonya viral karena ditendang kepalanya oleh putranya sendiri. Barusan Humas Polrestabes Surabaya telepon mas syukur (anak no 1), benar bahwa ibunya meninggal dunia di RS Soewandi hari ini skj. 14.00 WIB karena sakit komplikasi, jenazah sekarang di rumah dan rencana akan dimakamkan di TPU Ngagel selesai sholat Isya".
Saat dikonfirmasi, Kaur Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Ipda Khoirul Umam pun membenarkan hal tersebut.
Baca Juga: Lawan Victim Blaming, Pameran Ini Pajang Pakaian Korban Ketika Alami Kekerasan Seksual
"Iya betul. (Meninggalnya) di RS Soewandi, jam 2. Pemakaman habis Isya," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Umam menambahkan, meninggalnya Rusmini tidak ada sangkut paut dengan kelakuan sang anak.
Namun yang bersangkutan, imbuhnya sudah mempunyai riwayat penyakit jantung. "Jadi Sabtu siang sempat opname. Tadi siang meninggalnya," imbuh dia.
Kemudian, ketika warga tengah melakukan persiapan jenazah sebelum dimakamkan, anggota Bhayangkara Pembina (Bhabin) Kecamatan Tegalsari, Surabaya turut mendampingi anak, pelaku kekerasan.
Anggota tersebut membantu menenangkan sang anak agar ikhlas dan mendoakan yang terbaik untuk sang ibunda.
Baca Juga: Mengerikan! Lalat Ini Bisa Tumbuh dan Hidup dalam Kulit Manusia, Intip Penyebab Mengerikannya!
"Selama ini si anak sudah mulai membaik, benar-benar minta maaf, kami juga memberikan pengawasan kepada anak," ujar Umam.
Anak yang merupakan pelaku kekerasan diselidik polisi karena kabarnya sudah ramai di media sosial.
Polisi membawa ke Polsek Tegalsari.
Si anak pun menyanggupi perintah polisi, ia pun didampingi oleh warga dan petugas Kecamatan.
"Itu kita buka press conference. jadi, yang bersangkutan dipulangkan. Setelah itu dari Dinas Sosial juga ngasih sumbangan baik makanan ke keluarga itu, karena bapak-ibunya juga enggak kerja," ujar Umam.
"Sabtu itu, ibunya sakit dan langsung dibawa ke rumah sakit, jadi langsung di-opname," terang Umam. (*)